Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ponsel Bupati Malinau Berdering...

Kompas.com - 02/12/2014, 11:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


MALINAU, KOMPAS.com - Ponsel Bupati Malinau Yansen Tipa Padan berdering saat memberi sambutan di depan ratusan warga Desa Long Sule, pedalaman Malinau, Kalimantan Utara, Senin 1 Desember 2014. Tanpa ragu, Yansen mengangkatnya dan menjawab, "nanti telpon lagi ya, saya lagi beri sambutan di Sule".

Tidak hanya sekali, momen itu terjadi lagi. Setidaknya, deringan itu berbunyi tiga kali dalam sambutannya itu. Bahkan, ada momen di mana sang bupati tetap berbicara di depan masyarakatnya meskipun ponselnya terus berdering. "Biarin sajalah," ujar Yansen.

Masyarakat pedalaman itu hanya tersenyum. Awak Kompas.com, reporter Fabian Januarius Kuwado dan fotografer Fikria Hidayat dan Kristianto Purnomo yang ikut dalam blusukan sang bupati menoleh satu sama lain. Bagi kami yang tinggal di Kota Jakarta, momen itu sangat lucu dan jarang kami lihat sehari-hari.

Saya (Fabian) dan Kristianto sempat ngobrol soal momen itu. Kami menebak, bupati ingin pamer kepada masyarakat bahwa jaringan telekomunikasi di pedalaman sudah dapat diakses. Sebab, sambutan yang diberikan sang bupati itu adalah dalam rangka peresmian aktivasi tower jaringan telekomunikasi di desa itu. "Bisa aja cara bupati," canda kami.

Mempermudah akses informasi

Dalam sambutannya, bupati menceritakan bagaimana proses didirikannya tower jaringan telekomunikasi tersebut. Yansen mengaku, bolak-balik dia memaksa perusahaan jaringan telekomunikasi Telkomsel demi mengaktifkan tower di desa itu.

"Telkomsel sudah pernah menjanjikan untuk memfungsikan tower ini. Tapi tidak pernah ada hasil. Terpaksa kita yang jemput bola. Kalau menunggu, tahun depan juga tidak akan hidup," ujar Yansen.

Yansen menyadari, Malinau adalah kabupaten baru yang tertutup, terpencil serta tertinggal. Pembukaan jaringan telekomunikasi ke luar wilayah diharapkan mampu mempermudah masyarakat Malinau mengakses informasi.

Tower Telkomsel ini memiliki kekuatan listrik sebesar 201 Kw. Pasokan tenaga tower yakni generator yang diisi solar. Dalam waktu dekat, akan digantikan dengan solar cell. Tower ini hanya dapat digunakan oleh 100 orang untuk menelepon bersama-sama di dua desa, yakni Long Sule dan Long Pipa. Jam operasional tower pun dibagi dua, yakni pukul 08.00 WITA - 14.00 WITA dan 17.00 WITA - 22.00 WITA.

Sangat berarti

Sekadar gambaran, Malinau memiliki 15 kecamatan dengan 109 desa. Sebanyak 16 unit tower jarungan telekomunikasi telah tegak berdiri. Dengan kondisi demikian, 90 persen desa, khususnya di pedalaman sudah dapat dijangkau dengan sinyal telepon genggam.

Saya sempat mengobrol dengan beberapa warga di Long Sule sepanjang bupati blusukan di sana. Bagi masyarakat di dua desa itu, sinyal ponsel sangatlah berarti. Pertama, banyak anak muda yang bersekolah di luar dua desa itu. Kedua, banyak pasangan suami istri yang tinggal terpisah lantaran pekerjaan. Ponsel menyambungkan silaturahmi mereka.

Ketiga, letak geografis dua desa ini cukup terisolir. Sehingga, untuk menyiapkan barang-barang kebutuhan warga, mesti dilakukan jauh-jauh hari. Komunikasi pun saat ini dapat dilakukan dengan ponsel.

"Letaknya (dua desa) boleh saja terpencil. Tapi yang penting bisa dijangkau telpon saja," ujar salah seorang warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com