Hasil otopsi yang dikeluarkan dari RSU dr Soetomo, Rabu (12/11/2014), menyebutkan, ada pendarahan di kelenjar liur perut atau saluran pankreas.
"Setelah diperiksa dengan alat khusus, terdapat matinya sel di bagian tersebut atau pankreas kritis akut sehingga terjadi peradangan serius," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Polisi Awi Setiyono, Rabu (12/11/2014).
Karena radang yang serius itu, lanjut Awi, pemuda berusia 27 tahun itu mati lemas di dalam sel tahanan Polsek Sukodono.
Namun demikian, tim dokter juga menemukan pendarahan di tulang leher, rusuk, dan punggung. Pendarahan itu dilihat dari resapan darah pada tirai penggantung usus, otot sela iga punguung, dan di jaringan ikat di atas tulang leher.
"Pendarahan itu diduga disebabkan akibat kontak dengan benda tumpul," kata Awi.
Awi menegaskan, pendarahan di sejumlah bagian tubuh itu bukanlah penyebab kematian Imron.
"Hasil otopsi memastikan, kematian Imron akibat gangguan di kelenjar liur perut atau saluran pankreas," tegasnya.
Tim dokter juga sempat memeriksa sampel dari darah, urine, lambung dan isi lambung.
"Hasilnya tidak ditemukan racun atau zat psikotropika lainnya," ungkap Awi.
Menurut Awi, hasil tersebut akan dijadikan bukti tambahan bagi polisi untuk menyelidiki kasus kematian Imron di sel tahanan Polsek Sukodono.
"Kalau perlu dokter profesional dari RSU dr Soetomo kami hadirkan untuk menjadi saksi ahli dalam kasus ini," tegasnya.
Imron ditemukan tewas di sel tahanan Polsek Sukodono, 1 November lalu. Sebelumnya, Imron dijebloskan ke penjara karena kasus penganiayaan terhadap polisi. Dia marah karena tidak ada yang bertanggung jawab atas insiden pelemparan batu yang mengenai kepala isterinya saat pertunjukan musik dangdut di lapangan desanya, Jumat (31/11/2014) malam.