Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Rumah Tangga, Mayoritas Penderita HIV/AIDS di NTT

Kompas.com - 29/10/2014, 12:30 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KUPANG, KOMPAS.com - Berdasarkan data dari Komisi penanggulangan AIDS Provinsi NTT dan juga hasil rilis oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT, mayoritas penderita HIV/AIDS di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diidap oleh ibu rumah tangga. Jumlah kumulatif kasus AIDS hingga akhir Bulan Agustus 2014 terdapat 780 ibu rumah tangga yang menderita AIDS.

Pengelola Program KPA NTT, Gusti Brewon, mengatakan, para ibu rumah tangga tersebut terinfeksi dari pasangannya. Mereka memiliki pasangan yang punya perilaku berisiko dan dalam ketidaktahuan itu mereka akhirnya terinfeksi HIV.

Menurut Gusti, ibu rumah tangga yang sudah terjangkit HIV dapat menularkan virus tersebut kepada bayi saat melahirkan atau menyusui, karena terlambat tahu status HIV-nya.

“Ibu rumah tangga yang mengidap HIV/AIDS trennya setiap tahun meningkat. Hal ini karena upaya pemeriksaan HIV sudah bergerak lebih baik. Layanan terus difasilitasi untuk lebih dekat, termasuk kampanye untuk peningkatan kesadaran lebih gencar. Tidak heran penemuan kasus akan terus ada, karena makin banyak orang mulai menyadari pentingnya tes HIV,” kata Gusti.

Terhadap hal itu, lanjut Gusti, langkah pertama yang dilakukan oleh pihaknya yakni mendorong lebih banyak IRT dan pasangannya untuk mengakses layanan pemeriksaan HIV karena merupakan hal yang sangat penting.

Dia menambahkan, banyak ibu rumah tangga dan pasangannya yang tidak tahu status HIV dan masih malu mengakses layanan pemeriksaan HIV. KPA Provinsi NTT juga sedang gencar melatih bidan desa dan kader posyandu serta kepala desa, agar kesadaran tentang HIV ada di level paling bawah.

“KPA Provinsi NTT terus mendorong respon penanggulangan AIDS di daerah. Kita perkuat KPA Kabupaten dan Kota untuk memimpin dan mengkoordinasikan upaya penanggulangan AIDS di daerah. Kita fokus juga pada penguatan kelembagaan KPA, Kebijakan terkait HIV dan AIDS dan dukungan anggaran penanggulangan AIDS yang bersumber pada APBD Kabupaten dan Kota,” ungkap Gusti.

“Kita juga menginformasikan pada masyarakat bahwa untuk membawa orang terinfeksi HIV ke rumah sakit yang sudah tersedia layanan pengobatan HIV (Anti Retro Viral) yang juga tersedia secara cuma-cuma. Dan yang tak kalah penting, kita meminta agar jangan ada stigma dan diskriminasi bagi orang terinfeksi HIV dan keluarganya,” sambung Gusti.

Seperti diberitakan, berdasarkan data sampai Agustus 2014, di 22 kabupaten dan kota, total penderita HIV/AIDS sebanyak 3.041 kasus. Pada ibu rumah tangga jumlahnya terbanyak, yakni 780 kasus. Adapun kasus pada wiraswasta sebanyak 610 kasus, petani 410, pekerja seks komersial 155 kasus, (tidak tahu 137 kasus), sopir 132 kasus, belum kerja 123 kasus, Pegawai Negeri Sipil 111 kasus, ojek 107 kasus, tenaga kerja Indonesia 103 kasus, buruh 78 kasus, mahasiswa 73 kasus, guru 44 kasus, pelajar 33 kasus, satpam 20 kasus, Polri 19 kasus.

Selanjutnya, tukang 18 kasus, pembantu rumah tangga 17 kasus, pelaut 12 kasus, nelayan 12 kasus, perawat 10 kasus, narapidana 9 kasus, TNI 8 kasus, aparat desa 6 kasus, anak buah kapal 5 kasus dan pensiunan 3 kasus. Sementara itu berdasarkan usia yang paling banyak yakni antara 20 sampai 29 tahun yakni sebanyak 1.204 kasus HIV/AIDS.

Berdasarkan jenis kelamin paling banyak yakni perempuan sebanyak 1.791 kasus.HIV/AIDS. Sedangkan untuk kabupaten dan kota, tiga daerah terbanyak jumlah penderita HIV/AIDS yakni Kota Kupang yakni 610 kasus, disusul Kabupaten Belu 471 kasus dan Kabupaten Sikka 365 kasus. Sementara tiga daerah dengan jumlah terendah yakni Kabupaten Rote Ndao 18 kasus, Sumba Tengah 12 kasus dan Sabu Raijua 3 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com