Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Guru Saat Pemukulan Siswi SD di Bukittinggi Terjadi?

Kompas.com - 13/10/2014, 11:31 WIB
Ismail Zakaria

Penulis

PADANG, KOMPAS.com — Kasus pemukulan terhadap DAN (12), pelajar Sekolah Dasar Swasta Trisula Perwari Bukittinggi, oleh rekan-rekannya saat jam pelajaran berlangsung diduga diketahui oleh guru mata pelajaran saat itu.

Guru yang berinisial D itu diduga berada di tempat kejadian ketika pemukulan itu terjadi. Demikian disampaikan Kepala Sekolah Dasar Swasta (SDS) Trisula Perwari Bukittinggi Evawani Sofia di Bukittinggi, Senin (13/10/2014).

Seperti diberitakan, kejadian tak terpuji dan dinilai mencoreng pendidikan Bukittinggi yang justru tengah mencanangkan Pendidikan Karakter sejak 2011 itu baru diketahui setelah sebuah video diunggah ke situs YouTube, Sabtu (11/10/2014).

Dalam waktu singkat, video itu menjadi pembicaraan di berbagai jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter. Saat ini video itu sudah dihapus pengunggahnya dari YouTube, tetapi diunggah kembali oleh akun lain.

Dalam video berdurasi 1 menit 52 detik itu, sedikitnya ada empat siswa laki-laki dan seorang siswa perempuan memukuli dan menendang DAN berkali-kali. Mendapat perlakuan itu, DAN tidak bisa melawan dan hanya bisa menangis.

Alih-alih melerai, siswa lainnya justru menertawakan dan menyemangati rekannya untuk terus menyerang korban. “Taruih..taruih..taruih..taruih...”, “Oi..lambuiklah, baa ko?” (Terus..terus..terus..terus.., Oi..hajarlah..gimana nih?).

“Waktu kejadian ada guru. Hal itu diketahui setelah semalam kami bertemu dan memanggil guru itu ke sekolah. Dari sana diketahui kalau dia ada di ruangan. Namun, saat ditanya, guru itu bilang enggak tahu... lucu enggak? Tapi, sekarang guru itu sudah tidak mengajar di sini lagi karena para orangtua meminta agar diberhentikan,” kata Evawani.

Namun, hal itu berbeda dengan penjelasan Evawani sehari sebelumnya saat pertemuan dengan pihak terkait di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bukittinggi, Minggu (12/10/2014). Kepada jajaran Pemkot Bukittinggi dan sejumlah wartawan, Evawani menyatakan bahwa guru mata pelajaran tersebut tidak ada di sana.

Dalam pertemuan itu, sempat terungkap juga bahwa berdasarkan keterangan siswa, guru mata pelajaran itu tidak berada di kelas saat kejadian.

Anggota DPRD Bukittinggi dari Fraksi Partai Amanat Nasional M Nur Idris yang melakukan sidak ke SDS Trisula Perwari Bukittinggi mengatakan memang menemukan perbedaan penjelasan dari yang semula.

“Ada perbedaan. Sebelumnya dibilang tidak ada guru, sekarang malah ada guru. Oleh karena itu, kami akan memanggil semua pihak terkait hari ini untuk memperjelasnya,” kata dia.

Selain itu, guru mata pelajaran tersebut diketahui bukan pegawai di jajaran Pemerintahan Bukittinggi, melainkan Kabupaten Agam. Sekretaris Daerah Agam Syafirman saat dihubungi mengatakan baru berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat untuk memastikan informasi itu, baru selanjutnya mengambil kebijakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com