Hingga pukul 11.00 WIB, bangkai sapi belum dievakuasi, padahal posisi kapal sudah berada tepat di samping dermaga penyeberangan Ujung-Kamal milik PT ASDP, di ujung sungai Kalimas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Tepat di belakang KLM Nusantara Indah, juga ada KLM Mitra yang juga mengangkut ratusan sapi asal Bima.
"Pagi tadi, pemilik kapal melaporkan sudah 10 ekor sapi yang mati, sampai pukul 11.00 WIB, bertambah tiga ekor lagi," kata Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP Lily Djafar.
Pihaknya sudah menurunkan sejumlah anggota polisi di sekitar lokasi kapal untuk mengamankan suasana dan meredam pemilik sapi agar tidak emosi berlebihan dan melakukan tindakan yang tidak diinginkan.
"Perkara bongkar muat kapal itu wewenang syahbandar dan otoritas pelabuhan, kami hanya mengamankan saja," ungkapnya.
Pemilik sapi, Aziz Ismail, menjelaskan, sebanyak 250 ekor sapi itu berangkat dari Pelabuhan Bima pada Minggu (15/9/2014) pukul 21.00 WIB, dan sampai di Surabaya pada Selasa (18/9/2014) lalu pukul 23.00 WIB.
"Sapi-sapi itu untuk hewan kurban yang akan dikirim ke Jabodetabek dan Jawa Barat," ungkapnya.
Dia mengaku kesal dengan pihak pengelola pelabuhan karena semua syarat administrasi sudah dipenuhi, namun belum juga dapat dibongkar muatannya.
"Sekarang saja kami sudah merugi lebih dari 100 juta, jika semakin lama di sini, sapi-sapi kami semakin banyak yang mati, dan kerugian kami akan semakin besar," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.