Kecewa dengan asalan panitia, yang menurut sebagian peserta sangat sepele, sebanyak 25 peserta lokal yang akan ikut festival itu mengancam akan mengundurkan diri.
Gentar dengan ancaman tersebut, panitia yang semula berkeras, akhirnya memperkenankan Dido menjadi salah satu peserta. Walau tidak ikut di etape pertama dari Makassar-Barru, Sulawesi Selatan, Dido yang mendapat dukungan penuh peserta lokal lega karena diijinkan ikut dari etape dua dari Barru-Parepare-Polewali-Majene-Sendana hingga nanti memasuki garis finis di Mamuju pada 20 September ini.
Dido nekad datang ke Indonesia untuk ikut acara itu hanya bermodalkan informasi dari internet.
Karim, koordinator panitia sandeq race mengatakan, Dido dilarang panitia karena tidak mengantongi surat izin dari Mabes Polri. Persyaratan bagi warga asing yang ingin berlayar di festival ini, kata Karim, salah satunya harus mendapat surat izin dari Mabes Polri meski yang bersangkutan telah lengkap surat-surat keimigrasian.
“Slobodan alias Dido kita batalkan kepesertaannyanya karena sampai hari H pelaksanaan sandeq race, yang bersangkutan tidak menyerahkan surat izin dari Mabes Polri yang dipersyaratkan panitia,” kata Karim saat pelepasan peserta sandeq race di Makassar, 9 September lalu.
Sejumlah peserta sandeq yang membela Dido menilai alasan panitia terlalu dibuat-buat. Pasalnya, Dido mengantongi seluruh persyaratan keimigrasian sebagai warga negara asing.
Muslimin, salah satu punggawa yang membawhi tujuh sawi atau awak kapal mengaku pasang badan untuk membela Dido agar dia jadi peserta sandeq. “Saya lebih baik membatalkan diri saya sebagai peserta jika tamu asing ini tak diperkennakan. Siapa pun berhak naik perahu sandeq dan tak perlu izin segala. Masa tamu asing yang mestinya dihargai karena bersimpati dengan kegiatan sandeq harus dikecewakan hanya karena alasan sepele,” ujar Muslimin.
Dido tampak lega dan bergembira saat memasuki garis finis di etape III Parepare-Polewali Mandar, Sabtu kemarian. Dia mengaku telah mendapat sensasi pengalaman berlayar dengan menggunkan perahu sandeq. Kekompakan kru sandeq dalam satu kapal dipuji Dido. Dia bahkan berjanji akan mempromosikan secara luas festival sandeq race di negara asalnya.
“Senang dan bangga. Saya bisa mendapatkan sensasi berpetualang di laut lepas. Ini pengalaman luar biasa yang tak bisa saya lupakan sepanjang hidup saya. Walau warga asing tetapi saya bisa langsung akrab dan merasa seperti sudara sendiri,” kata Dido sesaat setelah memasuki garis finis di pantai Bahari Polewali Mandar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.