Ketua RT 31 Desa Muang Dalam, Jatri, mengatakan, jembatan tersebut ambruk saat dilintasi eskavator pada pukul 02.00 Wita. Alat berat tersebut baru saja selesai digunakan untuk meratakan sebidang tanah kaplingan.
“Rencananya mau dibawa kembali, pas melintas rupanya jembatan tak kuat menahan beban hingga akhirnya ambruk. Akibatnya eskavatornya juga ikut tercebur ke dalam sungai,” kata Jatri.
Ribuan warga Muang Dalam pun tak bisa melintas. Untuk sementara, warga menggunakan jembatan darurat bekas proyek Waduk Benanga. Sayangnya, jembatan darurat itu juga masih labil dan goyang sehingga warga takut untuk melintas, terutama yang sedang membawa barang bawaan dan juga yang anak-anak yang hendak bersekolah.
“Dari enam RT, kurang lebih ada 3.000 warga yang terputus akses jalannya. Kebanyakan kami adalah petani, sehingga kesulitan mengantar hasil pertanian. Dan ini sangat menyulitkan,” ujarnya.
“Padahal hari ini adalah hari pertama UAS untuk SD. Jadi kami kadang takut saat anak kami melintas di jembatan itu,” tambahnya kemudian.
Menurut Jatri, warga berharap segera ada perbaikan jembatan agar aktivitas warga kembali normal. Selain itu, warga juga berharap jembatan baru yang permanen dibangun.
Sebelumnya tersiar kabar bahwa Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) memastikan melelang proyek perbaikan Jembatan Benanga pada bulan Februari. Pasalnya, ada sekitar 6 RT yakni RT 31, 32, 33, 34, 35 dan 47, yang terisolir jika jembatan tersebut putus.
Kalaupun jadi, bangunan tersebut baru bisa selesai tahun depan. Namun, belum sempat kabar lelang diumumkan, jembatan sudah roboh duluan.
“Pemkot pernah janji mau perbaikin jembatan ini, dibuat kokoh dengan fasilitas yang memadai. Namun, belum sempat diperbaiki, jembatannya sudah putus duluan,” ungkap Adi, salah satu warga RT 31.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.