Berbekal selembar kertas, para PSK duduk berbaris memenuhi hampir sepanjang gang di depan wisma-wisma lokalisasi gang Dolly.
"Silakan tulis apa saja unek-unek Anda, kita sebagai perempuan tidak bisa menentang pemerintah, kita hanya bisa menangis dan menulis," kata salah satu PSK pemandu yang mengaku bernama Susi.
Tidak hanya dengan menulis, para PSK diperbolehkan untuk menuangkan perasaannya dalam sebuah gambar. Susi meminta rekan-rekannya untuk meluapkan perasaannya lewat gambar jika ada para PSK yang tidak bisa menulis.
"Gambar atau tulisan sama saja, silakan tumpahkan semua perasaan rekan-rekan," katanya.
Selain kepada Presiden SBY, ungkapan hati para PSK itu rencananya akan juga diteruskan kepada Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin.
"Ini agar elite pejabat di pusat tahu bahwa di Surabaya sedang terjadi pelanggaran HAM dan penindasan terhadap hak ekonomi rakyat," kata koordinator elemen pendamping PSK, Pokemon.
Selain dihadiri ratusan PSK Jarak dan Dolly, aksi ini juga dihadiri PSK dari sejumlah eks lokalisasi seperti Sememi, Moroseneng, dan Bangunsari. Sebelum memulai aksi menulis perasaan, para PSK mengucapkan sumpah pekerja dengan mengepalkan tangan kiri ke atas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.