Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpukan Sampah di Magelang Jadi Pengganti LPG

Kompas.com - 06/05/2014, 13:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Magelang membuat terobosan memanfaatkan tumpukan sambah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) menjadi gas metan.

Inovasi ini untuk meringankan warga sekitar TPSA yang selama ini hanya terkena dampak negatif adanya sampah.

Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko menjelaskan tumpukan sampah yang ada di TPSA Banyuurip Tegalrejo Kabupaten Magelang itu direduksi menjadi gas metan yang kemudian dimanfaatkan untuk bahan bakar rumah tangga pengganti LPG.

"Tentunya ini menghemat pengeluaran warga akan kebutusan LPG," katanya, Selasa (6/5/2014).

Eri menjelaskan, gas metan yang berasal dari dalam tumpukan sampah disalurkan menggunakan pipa penyalur hingga mengeluarkan gas ke permukaan yang bisa digunakan langsung oleh masyarakat.

Selain sampah rumah tangga, kata Eri, gas metan juga dapat dihasilkan dengan manfaatkan limbah lichite kemudian diberikan stater dari limbah kotoran sapi dan diolah dalam tabung. Gas akan tertampung dalam tabung yang kemudian disalurkan melalui pipa-pipa ke rumah warga.

"Meski gas metan belum bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas. Tapi kami optimistis jangka panjang seluruh warga mendapatkan dampak positif. Antara lain pengganti gas LPG serta bahan bakar genset untuk penerangan sekitar jalan," urai Eri.

Rudy Siswanto, Kepala UPTD TPSA Kota Magelang menambahkan, setiap hari volume sampah dari Kota Magelang ke TPSA itu mencapai 200-250 meter kubik. Dari jumlah tersebut, pihaknya mengklaim dapat memproduksi gas metan untuk bisa digunakan minimal satu RT di Dusun Plumbon, Banyuurip, Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

"Ini terobosan yang bagus. Dapat menghemat pengeluaran keluarga di kawasan TPSA. Misalnya jika dalam sebulan setiap keluarga rata-rata menghabiskan 2-3 tabung LPG 3 kilogram, maka dengan gas metan diprediksi bisa menghemat biaya hingga Rp 30 ribu-45 ribu," urainya.

Sejauh ini, ungkapnya, dia baru mengajukan anggaran perubahan, agar ada peningkatan jumlah produksi langsung dari sell aktif tumpukan sampa.

Salah satu warga Dusun Plumbon, Banyuurip, Wandi (75) mengaku adanya uji coba terobosan ini. Setelah ia mencoba ternyata memang lebih bagus dan hemat.

Api yang dialirkan dari gas metan TPSA ini, menurutnya cenderung lebih besar ketimbang LPG biasa. "Tidak perlu khawatir lagi soal kebocoran gas. Gasnya juga lebih lunak. Tidak mudah terbakar," ungkap Wandi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com