Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tolak Rencana Penutupan Gang Dolly

Kompas.com - 27/04/2014, 10:47 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Rencana penutupan lokalisasi prostitusi Dolly-Jarak menuai penolakan dari warga dan pekerja lokalisasi. Mereka menilai, penutupan ini bakal membuat hidup ribuan warga yang bergantung pada perekonomian di kawasan itu menjadi sengsara.

"Kami hidup di sini. Jadi tolong jangan ganggu hidup kami!" ujar Apeng, warga setempat, Sabtu (26/4/2014) malam.

Menurutnya, rencana penutupan Dolly yang dilakukan Pemkot Surabaya tidak manusiawi dan mematikan sumber hidup dirinya dan ribuan warga sekitar. Dia tidak terima jika masalah moral disangkutpautkan pada bisnis seks yang ada di lokalisasi Dolly-Jarak.

Bagi Apeng, tanpa lokalisasi pun, prostitusi bakal tetap ada dan bisa jauh lebih liar. Pria yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima ini menambahkan, warga hanya ingin mempertahankan sumber penghidupan mereka.

"Apa kemudian selesai masalahnya ketika Dolly ditutup?" ujarnya.

Sempat mencekam

Sementara itu, Sabtu (26/4/2014) malam, kawasan Dolly sempat mencekam setelah warga mendengar ada razia yang dilakukan Pemkot Surabaya. Warga memblokade akses keluar masuk gang Dolly untuk mencegah aparat masuk.

Mobil patroli yang melintas di depan gang Dolly, diteriaki warga yang tersulut emosinya. Sejak pukul 21.00 WIB, warga sudah mulai berkumpul karena isu razia membuat suasana lokalisasi sepi.

"Ga usah wedi. Ayo, iki masalah sandang pangan (Tak usah takut. Ayo, ini urusan perut)," teriak warga.

Saat mobil Patroli Linmas melintas, emosi warga semakin tersulut. Mobil patroli yang mengangkut enam anggota linmas sempat berhenti. Petugas yang duduk di belakang menjadi sasaran caci maki dari warga yang kesal.

Selang beberapa waktu, blokade yang dilakukan ratusan warga Dolly akhirnya dibuka puluhan anggota TNI dari Gartap III Surabaya.

Petugas meyakinkan warga kalau razia yang dilakukan dikhususkan untuk anggota TNI. Belasan polisi dari Polrestabes Surabaya ikut serta dalam razia kali ini.

"Gak masalah rek. Buka ae ga opo-opo. Razia gawe tentara tok (Tak masalah kawan. Buka saja tak apa. Razia hanya untuk (menjaring kalangan) tentara saja)," ujar seorang warga yang memberi kabar warga di akses lain dari Gang Dolly melalui telepon.

Puluhan petugas lalu  memasuki satu persatu wisma. Hanya saja, semua wisma yang ada di gang tersebut tutup beberapa menit sebelum kedatangan petugas. Pengelola wisma memadamkan sebelum petugas menembus blokade.

Razia yang dilakukan hanya 10 menit ini, tidak menghasilkan apa-apa. Hanya lima wisma dari 58 wisma yang dimasuki petugas. Tidak ada satupun anggota TNI yang terjaring. Petugas sempat terkecoh beberapa warga yang memiliki potongan rambut cepak.

Petugas sempat mengecek kartu identitas warga itu.

"Saya bukan aparat. Cuma potongannya saja yang mirip," kata seorang warga yang langsung mengundang tawa puluhan warga lain.

Meski razia selesai, ratusan warga tetap berkumpul di akses keluar masuk gang Dolly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com