Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merapi "Batuk", Hujan Abu Landa Desa di Sekitarnya

Kompas.com - 20/04/2014, 08:16 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat sesaat sekitar pukul 04.25 - 04.35 WIB, Minggu (20/4/2014). Akibatnya, kawasan lereng Merapi di Kabupaten Magelang, sempat dilanda hujan pasir dan abu.

Triyono, petugas pengamatan Gunung Merapi di Pos Ngepos, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, membenarkan bahwa ada pelepasan material yang cukup kencang dini hari tadi, dari puncak gunung teraktif di Indonesia itu.

"Sempat meningkat (aktivitas vulkanik Merapi), tapi sebentar sekitar 10 menit," ujar Triyono, saat dihubungi, Minggu pagi.

Triyono menyebutkan, kondisi puncak Merapi tidak terlihat jelas karena cuaca masih berkabut. Sehingga, pihaknya belum dapat memastikan ketinggian embusan material dari puncak Merapi.

"Akan tetapi, hingga saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tetap normal," tegasnya.

Ahmad Muslim, salah seorang warga Desa Srumbung, Kecamatan Srumbung mengaku merasakan hujan pasir dan abu di sekitar tempat tempat tinggalnya. Warga juga sempat berhamburan keluar rumah untuk melihat kondisi sebenarnya.

"Saya lihat ada embusan asap tebal berwarna kecokelatan membumbung tinggi dari puncak Merapi. Setelah itu hujan pasir dan abu," ujar Muslim, yang rumahnya terletak di 12 kilometer dari puncak Merapi.

Namun, Muslim bersama warga lainnya kembali melakukan aktivitas seperti biasanya karena hujan abu berangsur reda. Menurutnya, kondisi demikian sudah biasa terjadi sehingga warga tidak panik. "Kami sudah biasa, tapi kami juga tetap waspada," katanya.

Hal yang sama dirasakan Irwanto Purwadi, warga Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan. Sekitar pukul 05.15 WIB, dia merasakan hujan abu meski masih tergolong tipis di sekitar rumahnya yang berjarak sekitar 11 kilometer dari puncak Merapi.

"Hujan abu tipis sekitar 10 menit tadi. Sekarang sudah reda. Warga sudah kembali beraktivitas seperti biasa," kata Irwanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com