Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dianiaya, Ketua Panwaslu Tolak Tawaran Pengawalan Polisi

Kompas.com - 11/04/2014, 11:35 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com -- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Kapolda Sulselbar) Inspektur Jendral (Irjen) Polisi Burhanuddin Andi mengungkapkan bahwa Ketua Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Makassar Amir Ilyas menolak pengawalan polisi sebelum terjadi pengeroyokan.

"Kami sudah tawarkan pengawalan, tapi ditolak oleh Ketua Panwaslu. Di mana sebelum kejadian pengeroyokan, anggota Intelkam dan Brimob yang berjaga di kantor Panwaslu sudah menawarkan dan ikut dalam rombongan. Tapi Pak Amir menolaknya saat hendak melakukan pemantauan di TPS 05 Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala," kata Burhanuddin Andi, Jumat (11/4/2014).

"Saya tidak bisa memberikan target, tapi secepatnya lah kami tuntaskan itu kasus," kata dia lagi.

Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar (Kombes) Polisi Wisnu Sandjaja mengaku belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut sebab kedua belah pihak antara KPPS dan Panwaslu Makassar saling lapor.

Polisi juga menunggu hasil visum dari rumah sakit terkait luka-luka yang diderita para pelapor. "Kita sudah periksa lima orang saksi dari KPPS dan lima orang saksi dari Panwaslu Makassar. Masing-masing lima saksi itu membela pihaknya. Kita upayakan secepatnya lah ungkap kasus ini, tapi masih menunggu hasil visum dan penyidik masih memeriksa saksi," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Amir Ilyas beserta rombongannya dikeroyok petugas KPPS dan warga di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, di TPS 5, Rabu (9/4/2014) malam.

Salah satu petugas KPPS bernama Said yang melakukan pengeroyokan itu hingga mengakibatkan mata Amir lebam dan hidungnya patah.

Selain itu, komisioner Panwaslu Makassar lainnya, Agus Salim, juga mengalami patah hidung serta stafnya, Wahyudi, mengalami patah tulang belakang. Selain ketiga korban luka berat, beberapa petugas Panwaslu lainnya mengalami luka ringan.

Sebelum penganiayaan terhadap Ketua Panwaslu Makassar beserta rombongannya, sempat terjadi keributan di TPS 5, Kecamatan Manggala. Di sini, terjadi insiden antara petugas KPPS dan Panwas Kecamatan Manggala.

Pasalnya, petugas KPPS enggan memberikan kopi surat C1 hasil perhitungan suara di TPS 5. Setibanya di lokasi, tiba-tiba Ketua Panwaslu Makassar dianiaya oleh petugas KPPS bernama Said yang disusul dengan beberapa orang yang berpihak kepada Said.

Dari kejadian itu, para korban luka berat dari kubu Panwaslu Makassar terpaksa dirawat di rumah sakit.

Para korban luka dari kubu Panwaslu Makassar telah melaporkan kasus ini ke polisi, demikian pula sebaliknya, ketua KPPS Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, telah melapor balik.

Dalam laporan Said, dia mengaku juga dikeroyok oleh Ketua Panwaslu Makassar beserta rombongannya hingga harus dirawat di RS Akademis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com