Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Dongeng Nusantara Bisa Dibaca di Gadget

Kompas.com - 10/03/2014, 18:45 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Kebiasaan menceritakan dongeng dan cerita rakyat Indonesia kepada anak sebelum tidur, saat ini sudah mulai ditinggalkan. Hal tersebut kemungkinan besar karena berkurangnya literatur tentang dongeng dan cerita rakyat dalam bentuk buku.

Namun, kebiasaan tersebut bisa kembali dilakukan oleh orangtua. Pasalnya, saat ini PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, tengah mendorong konten-konten lokal menjadi buku digital melalui situs Qbaca. Qbaca merupakan platform buku digital yang dapat diakses dari Android, iOS maupun Windows Phone.

Executive General manager Divisi Solution Convergence, PT Telkom Achmad Sugiarto mengatakan, Indonesia kaya akan nilai cerita rakyat (folklor), asal usul atau sejarah tempat (kota, daerah, bangunan), biografi tokoh serta sejarah kesenian (musik, tari, perayaan). Namun, semua konten lokal tersebut hanya tersedia dalam bentuk tulisan maupun buku.

"Kami menghadirkan Qbaca sebagai ekositem digital untuk menjadi wadah aneka tulisan dan buku lokal," ujar Sugiarto saat konferensi pers peluncuran "Gerakan 1001 Cerita Nusantara" di Bandung, Senin (10/3/2014).

Lebih lanjut Sugiarto menambahkan, program "Gerakan 1001 Cerita Nusantara" tersebut didedikasikan untuk para penerbit, penerbit mandiri, penulis, pengelola komunitas literasi, pengelola perpustakaan, pengelola lembaga budaya, serta para akdemisi yang ingin terlibat menghasilkan karya dalam buku berkonten cerita nusantara.

Gerakan tersebut diselenggarakan secara gratis dalam bentuk workshop di 8 kota besar di Indonesia, di antaranya Surabaya, Medan dan Bandung. Untuk di Kota Bandung, lokakarya tersebut akan digelar 11 Maret besok.

Sementara itu, konten yang bisa diunduh gratis oleh pengguna android di Google Playstore ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai konten pendidikan untuk anak-anak sekolah demi mengenalkan kekayaan khazanah budaya Indonesia.

"Saya kira Indonesia memiliki lebih dari 1001 cerita nusantara. Berapa banyak buku tentang Indonesia yang sumbernya hanya ada di luar negeri, kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa melestarikan," bebernya.

Lebih lanjut Sugiarto menjelaskan, buku digital Qbaca mampu memangkas jalur distribusi buku dan biaya cetak. Dengan demikian, maka harga eBook dalam paltform ini terbilang murah. Selain itu, buku digital dianggap lebih praktis karena bisa dibuka dimana dan kapan saja.

EBook juga akan memudahkan penetrasi buku ke daerah terpencil. Pembelian eBook di Qbaca, lanjutnya, dapat dilakukan melalui potong pulsa maupun pascabayar dari Telkomsel.

Pembelian eBook juga dapat dilakukan melalui ATM, Internet Banking maupun potong saldo T-Money. Untuk pembayaran dengan sistem perbankan, pembeli dapat memilih tombol Instant Payment System (IPS). Penggunan nantinya akan mendapatkan informasi kode bayar.

Dari hasil survei, Sebanyak 60 persen pengguna memanfaatkan sistem ini karena dianggap praktis dan banyak pula eBook secara gratis. Tak kurang dari 400 eBook tanpa bayar dari total 2.000 buku yang tersedia. "Hampir 90 persen tulisan atau buku di Qbaca termasuk 1001 Cerita Nusantara tersedia secara gratis," tegasnya.

EBook yang terdapat biaya bagi pembaca muncul karena trafik eBook tersebut cukup tinggi. Biaya ini menjadi sharing profit antara penulis atau dengan penerbit. "Ke depan, kita akan buat eBook berdasarkan provinsi sehingga bisa diketahui daerah mana yang produktif menerbitkan buku," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Kompartemen Diklat-Litbang-Informasi Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Bambang Trim menilai, banyak potensi naskah buku yang kurang terekspos akibat keterbatasan biaya, terutama penerbit yang berada di daerah terpencil. Dari 1.126 penerbit yang tergabung di Ikapi, sebanyak 1.004 di antaranya berada di pulau Jawa. Menurutnya, keberadaan eBook tidak akan menggantikan buku biasa. Namun, eBook dapat menutupi kekurangan buku biasa.

"Indonesia menjadi undangan kehormatan pameran buku di Frankfrut, Jerman pada 2015, saat ini kami sedang mengumpulkan buku yang layak untuk dikenal di luar negeri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com