Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Desa di Maluku Tengah Diterjang Banjir Rob

Kompas.com - 04/02/2014, 17:16 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com — Gelombang tinggi dan cuaca buruk menimbulkan banjir rob yang berakibat pada terendamnya sejumlah desa yang berada di pesisir Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (4/2/2014).

Banjir rob ini bahkan merusak sejumlah "talud" penahan ombak yang ada di Desa Wakal. Selain desa itu, sejumlah desa lainnya seperti Desa Hitu, Hitu Mesing, Desa Hila dan sejumlah desa juga diterjang banjir rob.

“Hampir semua desa di pesisir pantai Kecamatan Leihitu saat ini diterjang banjir rob. Gelombang sangat tinggi disertai angin kencang membuat air laut masuk ke rumah-rumah warga,” ungkap seorang tokoh pemuda Leihitu kepada Kompas.com, Selasa sore.

Kepala pemuda Desa Wakal Imran Wael mengatakan, warga di desanya mengungsi karena rumah mereka terendam air laut. ”Puluhan rumah di desa kami terendam. Warga juga sudah ada yang mengungsi saat ini karena takut rumah mereka ambruk dihantam gelombang,” ujar Imran Wael kepada Kompas.com.

Dia pun meminta kepada pemerintah setempat agar dapat memperbaiki talud penahan ombak di pantai desa mereka agar warga yang tinggal di pinggran pantai tidak merasa khawatir. ”Taludnya dibuat asal-asalan makanya saat musim ombak air laut langsung masuk ke rumah-rumah warga seperti saat ini,” ujarnya.

Terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah Bob Rahmat membenarkan bahwa saat ini sedang terjadi banjir rob di sejumlah desa di Kecamatan Leihitu.

Soal talud penahan ombak yang mengalami kerusakan, dia mengatakan, pihaknya akan merekomendasikan kepada Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk memperbaiki talud yang rusak itu.

“Kalau musim ombak seperti ini memang desa-desa yang berada di pesisir pantai selalu terkena banjir rob. Yang jadi persoalan kita jangan salahkan alam. Tapi kita harus menanyakan talud itu dibuat dengan baik atau tidak dan dibuat sejak tahun berapa,” ujarnya.

“Soal talud yang rusak nanti saya rekomendasikan ke dinas Pekerjaan Umum untuk diperbaiki,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com