Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apron Ambles, Bandara Semarang Harus Direvitalisasi

Kompas.com - 09/01/2014, 16:00 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kejadian amblesnya apron di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang menjadi peringatan agar bandara ini segera direvitalisasi. Demikian disampaikan Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Abdul Fikri Faqih, Kamis (9/1/2014). Ia mengatakan, bandara Ahmad Yani saat ini sudah kurang layak dan tidak mencukupi.

"Kejadian amblesnya apron kemarin (Rabu 8/1/2014) itu menjadi warning untuk menyegerakan revitalisasi dan pengembangan bandara," ujarnya. Menurut dia, kondisi bandara saat ini sudah kalah dengan bandara lain seperti yang ada di Solo dan Yogyakarta. Terlebih lagi kunjungan ataupun minat masyarakat akan transportasi udara di Semarang semakin meningkat. "Sehingga ini menjadi prioritas yang harus segera dilakukan," tambahnya.

Faqih menambahkan, rencana revitalisasi bandara Ahmad Yani memang sudah menjadi program gubernur sejak beberapa periode lalu. Sebab hal ini, ungkapnya, juga menjadi pekerjaan rumah bagi gubernur baru. Selain itu, pekerjaan rumah lainnya yang cukup mendesak untuk gubernur baru, yakni penyelesaian jalan tol dan Blok Cepu.

"Gubernur baru juga harus konsentrasi pada PR-PR (pekerjaan rumah, red) ini, disamping program yang dibawa gubernur baru," jelas ketua DPW PKS Jateng ini.

Seperti diketahui sebelumnya, aspal apron di bandara Ahmad Yani bergelombang dan sedikit ambles. Akibatnya, pesawat Lion Air Boeing 737-900 ER PK tujuan Semarang-Jakarta sempat tertahan dua jam di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang, Rabu (8/1/2014).

Aspal yang ambles memang tidak terlalu parah, hanya sedalam 5 cm dengan lebar 20 cm. Namun karena beban dari pesawat dan isinya, kondisi ini menyebabkan pesawat tidak bisa bergerak saat push back. Pesawat yang seharusnya take off pukul 10.30, baru bisa diterbangkan pukul 12.30.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com