"Kami ikut (kirab budaya Haul Gus Dur) karena Gus Dur merupakan salah satu tokoh besar yang pernah dimiliki bangsa ini. Beliau memandang semua orang itu sama, dan sebagai keluarga termasuk difabel," kata salah satu sukarelawan difabel DIY, Intan, Senin (16/12/2013).
Di mata sukarelawan difabel dan kaum difabel, Gus Dur sudah dianggap sosok ayah sekaligus panutan. Dalam kondisi fisik yang terbatas, Gus Dur mampu memimpin bangsa ini, dan memperjuangkan kaum-kaum minoritas. Gus Dur merawat kebinekaan bangsa ini dengan baik. Pemikirannya telah meneladani bangsa ini akan pentingnya menjaga cinta kasih dan sifat humanis masyarakat.
Saat mengikuti kirab budaya, para difabel membawa berbagai poster, antara lain poster bergambar Gus Dur sedang tertawa dan poster bertuliskan "Kita butuh Islam Ramah bukan Islam Marah".
Menurut Intan, poster-poter yang dibawa merupakan cerminan dari Gus Dur. Mantan Presiden RI ini, kata Intan, merupakan sosok pribadi yang humoris, tetapi di balik semua lawaknya mengandung makna dan nilai-nilai luhur.
Gus Dur selalu mengedepankan sifat humanis, bukan amarah dan kekerasan. Selain itu, dia juga mampu menerima keberagaman. "Sangat pantas jika Gus Dur menjadi Sang Guru Besar Bangsa, karena mampu menjaga kebinekaan dan memperjuangkan kaum minoritas," ucap Intan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.