"Iya benar, petugas kami berhasil menemukan sabu yang dibawa oleh pengunjung," ujar Tangkudung yang ditemui Kompas.com di ruang kerjanya, Rabu (4/12/2013).
Tangkudung menjelaskan bahwa pada Sabtu (30/11/2013) pekan lalu, seorang pengunjung datang membawa kebutuhan sehari-hari bagi rekannya yang menjadi narapida di Lapas Manado.
Karena waktu berkunjung sudah lewat, bawaan pengunjung itu dititip ke petugas Lapas yang berjaga. "Waktu itu dia datang sudah pukul 15.30 WITA. Barangnya berupa sampo cair dalam botol, odol, sikat gigi dan uang sejumlah Rp. 35.000. Petugas kami lalu memeriksa barang-barang itu, sebagai bagian dari protap (prosedur tetap-red)," jelas Tangkudung.
Saat diperiksa, petugas curiga dengan botol sampo cair tersebut. Petugas melihat ada bayangan di dalam cairan sampo itu. Botol itu pun digeledah, di dalamnya terdapat lakban yang digulung mirip lintingan tembakau. Di dalam paket tersebut terdapat bubuk putih yang diduga sabu-sabu.
Ketika petugas mengetahui bahwa sampo tersebut untuk menyembunyikan barang terlarang, pembawa barang itu sudah pulang. "Napi yang dititipi namanya Michael Mende, dia merupakan napi kasus ganja dengan hukuman 10 tahun. Kami sudah periksa, dan katanya dia tidak kenal dengan pengunjung tersebut. Kasus ini sudah diserahkan ke pihak polisi," tegas Tangkudung.
Tangkudung juga menjelaskan kejadian seperti ini sering ditemui. Berbagai modus dilakukan oleh pengunjung untuk memasukan barang terlarang tersebut. Oleh karena itu pihaknya terus memperketat protap pemeriksaan dan penggeledahan kepada setiap pengunjung yang datang. Razia juga dilakukan secara terus menerus didalam blok sel.
Saat ini Lapas Kelas IIA Manado menampung 552 narapidana, 35 di antaranya merupakan napi kasus narkoba. Beberapa napi narkoba tersebut merupakan warga negara asing dengan hukuman diatas sepuluh tahun. Mereka ditangkap ketika mencoba memasukan narkoba melalui Bandara Sam Ratulangi Manado.
Dalam beberapa kesempatan, Badan Narkotika Nasional Daerah Provinsi Sulawesi Utara memperingatkan bahwa Sulut kini sudah menjadi salah satu target utama jaringan narkotika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.