Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjagaan Zona Bahaya Sinabung Diperketat

Kompas.com - 03/12/2013, 21:12 WIB
KARO, KOMPAS.com -  Tim tanggap darurat bencana Gunung Sinabung memperketat penjagaan desa-desa dan dusun yang berada dalam zona bahaya. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan jatuhnya korban tatkala Gunung Sinabung meletus.

Penjagaan tersebut, antara lain, terlihat di jalan menuju Desa Guru Kinayan, Suka Meriah, Mardinding, dan Perbaji pada Selasa (3/12/2013). Petugas memarkir truk di tengah jalan untuk menghalangi warga yang hendak masuk atau keluar desa.

Di jalan masuk Desa Suka Meriah dan Guru Kinayan, beberapa warga memaksa masuk saat truk belum diparkir di jalan. Namun, mereka diperingatkan tidak dapat kembali keluar jika memaksa. Akibatnya, saat ini terdapat sedikitnya 12 truk dan mobil yang terhalang truk.

”Kami sudah bilang bahwa sedetik pun tidak boleh masuk karena berbahaya,” kata anggota Komando Rayon Militer Payung, Kopral Satu Sayu Asri, yang berjaga di jalan masuk Desa Suka Meriah dan Guru Kinayan.

Ketua tanggap darurat bencana Gunung Sinabung sekaligus Komandan Komando Distrik Militer 0205/TK, Letnan Kolonel (Kav) Prince Meyer Putong, menyebutkan, pihaknya mengerahkan lima truk untuk diparkir di jalan masuk menuju 21 desa dan dua dusun.

Desa dan dusun tersebut merupakan permukiman yang berada dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Sinabung, yakni zona bahaya.

Sebelumnya, tentara dan warga telah berjaga untuk menghalau warga agar tidak masuk desa. Namun, banyak warga yang nekat masuk desa untuk menengok rumah atau memberi makan hewan peliharaan.

”Kalau bukan kami, siapa lagi yang memberi makan ayam dan kucing kami,” kata Simalem Jenda Ginting (52), warga Desa Mardinding, Kecamatan Tiganderket.

”Kami selalu berjaga. Di satu lokasi kami tempatkan tiga orang yang berjaga secara bergiliran,” ujar Komandan Rayon Militer 04 Simpang Empat Kapten Infanteri London Tarigan.

Sementara itu, Gunung Sinabung masih terus-menerus mengembuskan abu vulkanik. Bahkan, pada Selasa (3/12) pukul 09.00 keluar embusan yang mencapai ketinggian 500 meter dari puncak gunung.

Sinabung mengembuskan asap dan abu vulkanik berwarna abu-abu dan coklat kemerahan. Arah embusan ke barat daya, yakni Desa Mardinding dan Tiga Nderket, Kecamatan Tiga Nderket. Embusan sesekali tidak terlihat karena terhalang kabut tebal. Selain itu, hujan turun di sekitar Gunung Sinabung.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi masih menetapkan Gunung Sinabung dalam status Awas. Sebab, aktivitas vulkaniknya masih tinggi. Tremor terjadi terus-menerus dan gempa vulkanik mencapai 40 kali sehari.

Kondisi ini memaksa 16.823 jiwa mengungsi di 31 lokasi. Mereka tinggal di aula pertemuan (jambur), gereja, dan tenda yang tersebar di Kecamatan Kabanjahe, Berastagi, Simpang Empat, dan Tiga Binanga.

Koordinator media center posko tanggap darurat letusan Gunung Sinabung, Jhonson Tarigan, menyatakan, pasokan logistik pengungsi masih cukup untuk empat hari ke depan. Stok beras tidak ada masalah lantaran Bulog siap memasok hingga 100 ton.

Sementara itu, sekitar 500 orang yang tergabung dalam Gerakan Penyelamatan Tanah Karo Simalem melanjutkan unjuk rasa di halaman Gedung DPRD Kabupaten Karo. Mereka menuntut Bupati Karo Kena Ukur Surbakti turun dari jabatannya karena dia dianggap tidak peduli dengan pengungsi Sinabung. (Mohammad Hilmi Faiq)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com