Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oma Sherly Berharap Dokter Tak Mogok Lagi

Kompas.com - 28/11/2013, 21:01 WIB

MANADO, KOMPAS.com — Situasi Rumah Sakit Prof Dr Kandou, Manado, Sulawesi Utara, normal setelah aksi keprihatinan para dokter, Rabu (27/11/2013) lalu. Aktivitas di sejumlah poliklinik di rumah sakit rujukan Tipe B itu berlangsung lancar. Sejumlah warga berharap dokter tidak meninggalkan pasien lagi.

Oma Sherly (72), yang berobat di Poliklinik Mata, mengatakan sempat cemas ketika datang ke rumah sakit, Kamis (28/11/2013) pagi. ”Saya pikir mereka mau demo lagi. Ketika saya datang pagi hari, poliklinik belum dibuka,” katanya.

Oma Sherly dan sejumlah pasien kini dalam kecemasan apabila aksi keprihatinan terus berlangsung.

”Kami menilai dokter itu baik, tetapi jangan lagi meninggalkan pasien. Kasihan kami rakyat kecil,” kata Oma Sherly.

Sebelumnya aksi mogok praktik dan bekerja di rumah sakit dari para dokter spesialis kebidanan dan kandungan diikuti dokter dari bidang lain pada 18 November sejumlah rumah sakit dan poliklinik di Manado lumpuh. Aksi itu diikuti dengan aksi mogok praktik selama tiga hari oleh sejumlah dokter spesialis kandungan.

Kunjungi Ayu

Direktur Rumah Sakit Prof Dr Kandou, Maxi Rondonuwu, mengatakan, pelayanan di rumah sakit tetap jalan seperti biasa tanpa terganggu dengan aksi keprihatinan.

”Mereka yang berdemo dokter yang tidak bertugas,” katanya.

Pihak Rumah Sakit Kandou bahkan telah membenahi sejumlah unit pelayanan, terutama di Instalasi Gawat Darurat, dengan menyiagakan 10 dokter ahli selama 24 jam. Para dokter itu berasal dari berbagai bidang keilmuan.

Ketua PB IDI Zaenal Abidin di Manado mengatakan, pelayanan rumah sakit harus menjadi prioritas karena di sana banyak warga miskin datang berobat.

Zaenal Abidin, Kamis pagi, mengunjungi dokter Ayu di Rutan Malendeng dan meminta ia tidak menutupi peristiwa penanganan pasien Julia Fransiska Makatey pada 2010 yang berakibat korban meninggal.

Menurut Zaenal, aksi keprihatinan secara nasional adalah solidaritas para dokter atas vonis yang salah.

”Kami tak pernah mendemo dokter dihukum kasus aborsi, tetapi kami membela kebenaran dan keadilan,” katanya. (Jean Rizal Layuck)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com