Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Kendari Tolak Kedatangan Obama di APEC Bali

Kompas.com - 03/10/2013, 18:28 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Sedikitnya, 70 aktivis Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Sulawesi Tenggara, berunjukrasa di bundaran Mandonga dan depan Alun-alun Kota Kendari, Kamis (3/10/2013). Mereka menolak kedatangan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama ke Indonesia.

Koordinator Gema Pembebasan, Zulkifly menyatakan, kehadiran Obama pada pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi Asian Pacific Economic Community (KTT APEC) 2013 di Bali pekan depan, adalah tidak lain untuk mengokohkan kepentingan politik dan ekonomi Amerika di Indonesia.

“Sudah saatnya Indonesia benar-benar serius menyatakan perang terhadap segala penjajahan, termasuk penjajahan model baru, di mana kekayaan alam yang seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat, malah dikelola oleh negara asing,” teriak Zulkifly dalam orasinya di depan Alun-alun Kota, Jalan Abdullah Silondae, Kendari, Kamis (3/10/2013).

Menurutnya, Amerika Serikat merupakan simbol negara penjajah, sehingga Indonesia tidak layak menerima kedatangan Obama di Indonesia. “Ada kemungkinan kehadiran Obama di Indonesia memiliki agenda khusus untuk menguras kekayaan alam kita,” terangnya.

Penolakan Gema Pembebasan Sultra, lanjut Zulkifly, didasari bahwa Obama tidak pernah berpihak pada negara Islam, sehingga tidak layak negara yang sebagian besar warganya beragama Islam menerima kedatangan Obama.

“Pemerintah Indonesia jangan pernah menandatangani perjanjian kemitraan komprehensif, karena akan merugikan bangsa Indonesia. Saya pesimis perjanjian itu akan menguntungkan Indonesia dan justru Indonesia akan terbelenggu dan terjajah oleh Amerika,” ungkapnya.

Sejumlah aktivis Gema Pembebasan membagikan selebaran penolakan kedatangan Obama kepada pengguna jalan. Dalam aksinya, aktivis Gema Pembebasan juga membawa spanduk besar bertuliskan menolak kehadiran Presiden AS itu ke Indonesia. Aksi berlangsung damai dengan mendapat pengawalan ketat aparat Kepolisian Resor Kendari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com