Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sinabung Meletus, Warga 5 Desa Mengungsi

Kompas.com - 15/09/2013, 08:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus pada Minggu (15/9/2013) pukul 02.51 WIB dini hari. Letusan tidak terlalu tinggi, tetapi memuntahkan abu vulkanik dan beberapa batu kecil yang melanda desa-desa sekitarnya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, api terpantau diam di puncak kawah pada pukul 02.45 WIB. Asap tebal hitam yang membawa abu keluar dari kawah Sinabung. Dari parameter kegunungapian yang dipantau Pos Gunung Api Sinabung tercatat 255 gempa vulkanik dalam, 16 kali gempa hembusan, 5 gempa tektonik local, 24 gempa tektonik jauh, dan tremor 15 mm.
 
Terkait dengan meningkatnya aktivitas Gunung api Sinabung ini, lanjut Sutopo, PVMBG Badan Geologi telah meningkatkan statusnya dari Waspada (level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung mulai Minggu (15/9/2013) pukul 03.00 WIB.

"Rekomendasinya adalah tidak ada aktivitas di radius 3 km dari kawah. Masyarakat di Desa Sukameriah yang berada di dalam radius 3 km dan berada di bukaan kawah untuk diungsikan terlebih dahulu," jelas Sutopo, Minggu.
 
Dia mengatakan, masyarakat di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung, dan Desa Kutarayat, Kutagugung, Simacem dan Bekerah di Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, telah melakukan evakuasi mandiri ketika mereka mendengar gemuruh dan letusan Gunung Sinabung. Mereka mengungsi ke Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo. Pengungsi ditempatkan di gedung dan jambur-jambur sekitar kantor Bupati Karo. Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan.
 
Lanjut Sutopo, Tim Reaksi Cepat BNPB dan BPBD Sumatera Utara menuju lokasi untuk melakukan koordinasi dengan Bupati Karo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo belum dibentuk Pemda Karo sehingga penanganan bencana ditangani Kesbanglinmas Kabupaten Karo.

"Kondisi ini juga menghambat penanganan bencana, baik kesiapsiaagaan, pengurangan risiko bencana, tanggap darurat maupun pasca-bencana," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com