Dalam peringatan yang dirangkaikan dengan puncak Festival Budaya Bantik tersebut, Ketua Institut Seni Budaya Sulut, Benny Mamoto berkesempatan menyerahkan Kamus Bahasa Bantik kepada masyarakat Bantik.
Menurut Mamoto, upaya penerbitan kamus Bahasa Bantik itu merupakan salah satu upaya pelestarian bahasa-bahasa daerah agar tidak punah. "Jangan sampai generasi mendatang tidak lagi mengenal bahasa daerahnya," ujar Mamoto lantas menyerahkan kamus tersebut kepada Ketua Aliansi Budaya Bantik Denny Seke.
Selain kamus bahasa Bantik, Institut Seni Budaya Sulut kini juga sedang menggarap kamus bahasa daerah lainnya yang ada di Sulawesi Utara. Suku Bantik sendiri merupakan subsuku Minahasa yang ada di Sulawesi Utara, yang tersebar di 11 wilayah, yaitu Meras (Mahasa), Molas (Molrasa), Bailang (Bailrang), Talawaan Bantik (Talrabang), Bengkol (Bengkolro), Buha, Singkil (Sikilri), Minanga (sekarang Malalayang), Kalasei (Kalrasei), Tanamon, dan Sumoiti.
Puncak Festival Bantik tadi diisi pula dengan pentas seni suku Bantik seperti tarian Mahamba dan pertunjukan Upasa, yang merupakan tarian perang orang Bantik yang mempertontonkan keahlian kekebalan tubuh dari senjata tajam.
Robert Wolter Mongisidi merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Sulawesi Utara dan merupakan suku Bantik, dan setiap tanggal 5 September suku Bantik memperingati hari wafatnya pahlawan nasional ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.