Keenam warga tersebut sebelumnya dinyatakan hilang sejak Senin 19 Agustus lalu. Sebelumnya, aparat kepolisian kebingungan lantaran informasi yang beredar bahwa keenam korban merupakan mahasiswa yang melakukan pendakian. Sementara fakta sebenarnya mereka merupakan satu keluarga yang hendak melaksanakan ritual haji di puncak gunung.
"Memang sebelumnya kami kira mereka itu mahasiswa atau pecinta alam, tetapi ternyata bukan. Mereka satu keluarga yang menggelar ritual tapi hilang dan korban sudah kami antar pulang ke rumahnya setelah kami berikan makanan dan obat," ungkap Rusli, Kepala BPBD Sinjai.
Di Sulawesi Selatan sendiri sejumlah masyarakat masih menganut kepercayaan bahwa menggelar ritual haji di puncak gunung Bawakaraeng, maka sama dengan beribadah haji di tanah suci Makkah.
Lanjut Rusli, korban yang merupakan warga Dusun Gunung Perak, Desa Lembanna, Kecamatan Sinjai Barat ini ditemukan dalam kondisi lemas lantaran kehabisan bekal makanan serta cuaca dingin yang ekstrem di perlintasan Tassolo, Kecamatan Sinjai Barat.
Gunung Bawakaraeng yang secara geografis masuk wilayah Kabupaten Gowa merupakan tujuan para pendaki nasional hingga mancanegara lantaran medan serta cuaca yang ekstrem. Gunung ini juga dianggap sebagai tempat penuh mistis oleh sebahagian masyarakat setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.