Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solar Susah Didapat, Nelayan Kolaka Tak Melaut

Kompas.com - 11/08/2013, 11:48 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis


KOLAKA, KOMPAS.com - Hari ini ratusan nelayan tradisional di Kolaka, Sulawesi Tenggara tidak dapat melaut. Sebab, sejak sehari sebelum perayaan hari raya Idul Fitri, mereka sudah sulit mendapatkan bahan bakar minyak.

"Biasanya sehari setelah lebaran kita sudah turun melaut, tapi ini tidak sama sekali. Solar susah kita dapatkan Pak. Sehari sebelum lebaran saja itu sudah tidak ada, apalagi hari ini, kami berharap adanya pasokan solar pasca lebaran ini agar kami bisa melaut," kata Supri, nelayan dari Desa Muara Lapapao kepada Kompas.com, Minggu (11/08/2013).
 
Dia menambahkan bahwa momen pasca-Lebaran biasanya dijadikan momen mendapat keuntungan yang besar.

"Biasanya sehari setelah Lebaran itu banyak warga yang cari ikan segar. Makanya kalau setelah Lebaran kami langsung melaut, apalagi warga yang mau liburan sambil bakar ikan itu rata-rata cari ikan yang segar. Bisa dikatakan momen pasca-Lebaran ini berkah untuk kami. Tapi mau bagaimana lagi kalau solar tidak ada. Kami juga tidak bisa memaksakan kehendak kalau sudah seperti ini, dan kami cuma bisa berharap agar segera ada pasokan," keluh Supri.
 
Keluhan serupa juga dirasakan oleh para nelayan di kampung nelayan Kolaka, tepatnya di Jalan Dermaga, Kolaka. Mail, seorang pemilik kapal, menyesalkan kurangnya antisipasi pasokan bahan bakar minyak pasca lebarana.

"Harusnya itu sudah bisa diantisipasi ketersediaan solar. Contohnya di sentra pengisian BBM khusus nelayan di dermaga, biasanya full, tapi ini dalam kondisi kosong. Akhirnya nelayan disini coba beli diluar tapi juga tidak ada. Di SPBU pun kosong," tegasnya.
 
"Informasi yang saya dengar itu bertepatan dengan tanggal merah jadi tidak ada aktivitas. Saya rasa, harapan kami sama dengan teman-teman nelayan yang lain. Yaitu adanya bentuk perhatian dari pihak terkait terhadap masalah ini," harapnya.
 
Kekecewaan para nelayan semakin nampak dengan menjamurnya penjual solar eceran disudut-sudut kota Kolaka. "Sebenarnya masih ada solar yang dijual, tapi harganya sudah mahal. Itu banyak dipinggir jalan kota, tapi kan tidak mungkin kami membeli harga yang mahal. Bayangkan satu liter itu bisa sepuluh ribu rupiah, bahkan lebih. Kalau kami beli pasti rugi," cetusnya.
 
Hari ini dengan tidak tersedianya bahan bakar minyak jenis solar berdampak pada kelangkaan ikan laut di Kolaka. Terpaksa warga beralih mengonsumsi ikan segar air tawar. Contohnya ikan bandeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com