Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napoleon, Ikan Langka yang Masih Diburu di Perairan Derawan

Kompas.com - 02/10/2016, 06:59 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Ikan napoleon (Cheilinus undulates) di perairan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dan pulau-pulau di sekitarnya sudah langka. Ini terungkap dari survei populasi ikan napoleon dan monitoring yang dilakukan para peneliti dari Satuan Kerja Balikpapan dari Kantor Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut Pontianak di rentang 2013-2016.

BPSPL Pontianak bekerja di bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan Perikanan. Balai ini memberi perlindungan sekaligus menjaga kelestarian laut dan pesisir.

Kepala Satker Balikpapan, Ricky SKom mengungkap, survei populasi pernah dilakukan di perairan Maratua pada 2013 dan Derawan pada 2014. Survei terbaru di perairan Sangalaki dilakukan pada tahun 2016 ini.

Derawan, Maratua, dan Sangalaki merupakan tiga dari banyak sekali pulau kecil di Berau. Khusus ketiganya ini andalan Berau menarik wisatawan.

Hasil survei menunjukkan bahwa jumlah ikan napoleon nyaris tidak ditemukan lagi di perairan yang mengandalkan keindahan bawah laut ini. Survei menunjukkan ikan napoleon di Maratua hanya ditemukan 0,9 ekor per hektar dan sejumlah 0,13 ikan napoleon per hektar di Derawan.

Di Sangalaki malah bisa dikata sudah tidak ditemukan lagi. Terhitung 0,0005 ikan napoleon per hektar di perairan Sangalaki.

“Ini menunjukkan telah terjadi eksploitasi berlebihan di usia dan ukuran besar," kata Ricky.

Ikan napoleon punya bentuk unik, yakni dahi jenong dan bibir dower. Hidupnya di karang yang masih baik. Karenanya, ikan ini bisa ditemui Kepulauan Seribu bahkan Wakatobi.

Bagi warga di pesisir Berau ini, napoleon dinamai Bele-bele. Namun, jumlah ikan ini di perairan Derawan jauh dibanding di Kepulauan Wakatobi yang bisa ditemui antara 1-5 ekor per hektar (berdasar survey KP3K KKP di 2009-2010).

Kontributor Balikpapan, Dani Julius Zebua Ikan napoleon disita dari kapal pengepul yang datang dari Bali. Ikan kini berada di karantina BPSPL Pontianak di Balikpapan, Kaltim. Usai proses hukum, ikan ini akan dikembalikan ke laut.
Kondisi serupa Derawan sejatinya terjadi di berbagai perairan di Indonesia. Walau langka, ikan ini tetap dicari untuk dikonsumsi.

“Permintaan tinggi dari China dan Hongkong,” kata Ricky.

Semakin langkanya ikan ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan pun menerbitkan Keputusan Menteri KP No. 37 Tahun 2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Ikan Napoleon.

Dalam keputusan itu, pemanfaatan napoleon tergantung ukuran. Pengaturan ini sekaligus mengakomodir kepentingan ekonomi dan kepentingan konservasi.

Pada ukuran 100 gram–1000 gram dan ukuran di atas 3000 gram tidak boleh dimanfaatkan. Dari sudut pandang konservasi, ukuran 1000 gram ikan napoleon diprediksi sudah pernah memijah. Dan pada ukuran lebih dari 3000 gram, ikan napoleon sedang masa berkembang biak.

Dari sini tampak status perlindungan memberikan kesempatan kepada napoleon untuk berkembang biak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com