Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kubu Pro dan Kontra Reklamasi Teluk Benoa Duduk Saling Berhadapan

Kompas.com - 27/03/2016, 09:17 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com — Pemberitaan mengenai tantangan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam Acara Simakrama di Wantilan DPRD Bali diladeni oleh kelompok tolak reklamasi yang mendatangi acara Podium Bali Bebas Berbicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Renon, Denpasar.

Suasana kian seru ketika kelompok pro dan kontra reklamasi secara bergantian maju ke depan untuk menyampaikan aspirasinya.

"Saya orang Tanjung (Tanjung Benoa) asli. Saya setuju adanya rencana reklamasi dengan revitalisasi. Saya yang membangun wisata maritim di Benoa! Saya bisa pertanggungjawabkan ilmu maritim saya. Teluk Benoa harus diperbaiki! Biar bersih, biar teratur tidak seperti sekarang!" kata Wayan Ranten dari kelompok pro-reklamasi, Denpasar, Bali, Minggu (27/3/2016).

Teriakan langsung pecah dari anggota kelompok tolak reklamasi ketika salah satu rekannya, Mangku Wayan Suteja, naik ke podium untuk menyampaikan aspirasinya.

"Alasan saya menolak reklamasi dengan kawan-kawan dari 28 desa adat akan terus berkembang. Saya sudah 40 tahun berkecimpung di dunia pariwisata. Bali Selatan sampai saat ini situasinya sudah sangat padat. Kemacetan di mana-mana, sistem transportasi yang tidak ada," kata Mangku Suteja.

"Bali jadi destinasi wisata yang unik. Jika nanti direklamasi, akan dijadikan sebuah destinasi seperti apa? Setelah dibangun, siapa yang 'ngaturang menaruh?' (upacara adat), siapa yang nancepin penjor di sana? Siapa yang memantau adanya Nyepi di sana?" kata Mangku Suteja.

Suasana tambah riuh dengan tepuk tangan saling menyahut antar-dua kelompok pro dan kontra yang duduknya berjauhan ini.

Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang juga hadir dalam debat itu tampak serius mendengarkan semua aspirasi warga yang berbeda pandangan ini.

Walaupun cuaca mendung dan terkadang rintik hujan, acara PB3AS yang digelar mingguan ini memakan waktu lama, dari pagi hingga siang, mengingat temanya sangat seru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com