Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabupaten Pamekasan, Daerah Terkorup Nomor 3 di Jawa Timur

Kompas.com - 10/12/2015, 20:47 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menempati ranking ketiga se-Jawa Timur, dalam urusan tindak pidana korupsi. Itu terjadi selama kurun waktu tahun 2015.

Agita Tri Moertjahjanto, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Pamekasan, Kamis (10/12/2015) menjelaskan, selama 2015, Kejari Pamekasan telah menangani 4 penyelidikan, 12 penyidikan, 10 penuntutan dan 6 eksekusi dari enam perkara korupsi yang ditangani.

"Enam perkara yang kita tangani selama tahun ini, negara menerima denda Rp 100 juta dan uang pengganti Rp 6 juta," kata Agita.

Tingginya perkara korupsi di Pamekasan, imbuh Agita, tidak lepas dari peran serta masyarakat dan media massa.

Sebab mereka yang telah banyak memberikan kontribusi informasi, data dan fakta yang ada di tengah-tengah masyarakat.

"Kami tak bisa bekerja sendirian dalam pemberantasan korupsi di Pamekasan," ungkapnya.

Salah satu perkara yang sedang ditangani Kejari Pamekasan saat ini adalah perkara dugaan korupsi pengadaan buku pelajaran di lingkungan Dinas Pendidikan yang merugikan negara sebesar Rp. 1,9 miliar.

Perkara ini, yang sedang menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Surabaya, menyeret mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan, Nur Kodim, sebagai terdakwa.

Perkara korupsi lainnya yaitu raibnya 1.504 ton beras di gudang Bulog Sub Divre XI Madura. Kerugian negara dalam perkara ini ditaksir mencapai Rp 12 miliar.

Terdapat belasan tersangka yang sudah ditetapkan Kejari Pamekasan dalam kasus ini. Namun yang sudah menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Surabaya, baru satu terdakwa yakni mantan Kepala Gudang Bulog, Kadiono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com