Menurut dia, pelobi diperlukan untuk menjembatani keinginan pemerintah daerah.
"Kalau di Amerika, pelobi itu profesi normal. Di kita enggak lazim dan di Indonesia membutuhkan itu. Di Indonesia itu, pemerintah daerah kalau punya anggaran lebih dana alokasi khusus (DAK) harus melobi sendiri dan itu melelahkan," ujar pria yang kerap disapa Emil di Balai Kota Bandung, Kamis (12/11/2015).
Menurut dia, selain bisa menghemat waktu, jasa pelobi juga dianggap bisa memangkas uang perjalanan.
"Walaupun jaraknya dekat, tetapi banyak rapat ke DPR, kementerian, belum tentu berhasil. Keluar uang perjalanan, konsumsi, dan lain-lain," kata dia.
Dalam sistem politik di Indonesia, Emil menganggap penggunaan jasa konsultan seperti Derwin Pereira adalah hal yang wajar.
"Menurut saya, dia menjembatani secara profesional keinginan kepentingan untuk politik. Saya kira wajar, yang tidak wajar kalau terjadi transaksi yang melanggar aturan. Melobi politik perlu diseriusi saya kira penting," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Emil itu mengaku pernah menggunakan jasa Pereira International Pte Ltd saat dia melakukan presentasi di hadapan Center for Strategic and International Studies (CSIS), Washington DC, Amerika Serikat.
"Saya berpidato di lembaga think thank yang berada di bawah CSIS. Setiap ada pemimpin dari Asia Tenggara pidatonya di situ, saya nggak milih siapa yang mengundang. Niatnya baik, saya datengin, konteksnya itu saja," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.