Dari 11 orang yang meninggal dunia akibat bencana ini adalah anak-anak dan kaum lanjut usia. Mereka menderita diare di tengah kondisi cuaca dingin.
"Persediaan bahan makanan di Tiom cukup untuk membantu masyarakat di tiga distrik itu. Namun kami tetap membutuhkan bantuan karena warga yang terkena bencana tak punya cadangan makanan hingga beberapa bulan ke depan. Cuaca ekstrem yang terjadi mengakibatkan tanaman dan hewan ternak milik warga mati,” jelas Befa di Jayapura, Kamis (17/7/2015).
Menurut Befa, bencana yang terjadi di Distrik Kuyawage, Goa Balim dan Wano Barat merupakan fenomena lima tahunan dan kondisi yang seperti sekarang ini terjadi 9 tahun lalu. Sebelum bencana ini terjadi, sekitar sebulan lebih di wilayah tersebut tidak turun hujan.
“Pada malam hari suhu sangat dingin dan tertutup kabut tebal. Pada pagi hari terlihat embun putih yang menempel di tanaman. Embun putih yang menetes seperti minyak ini membuat tanaman kering dan saat turun hujan semua tanaman akan membusuk dan akhirnya mati,” jelasnya.