Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Bengkulu Imbau Petani Lebih Baik Tanam Pala

Kompas.com - 05/06/2015, 11:53 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah merasa heran dengan masyarakat yang  ikut-ikutan menanam kelapa sawit. Terlebih sawit itu dikenal pohon yang rakus air dan tak ramah lingkungan.

"Kenapa harus ikut-ikutan tanam sawit yang rakus air itu, padahal ada tanaman pala yang harganya sungguh menjanjikan Rp 115.000 per kilogramnya, dan itu khas Indonesia," kata Junaidi Hamsyah dalam acara pengukuhan The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ), atau komunitas wartawan lingkungan hidup, simpul Bengkulu, Jumat (5/6/2015).

Ia menambahkan, di Bengkulu, banyak tanah pekarangan yang tak dimanfaatkan oleh masyarakat. Jika dikelola dengan menanam tanaman produktif dan ramah lingkungan itu dapat membantu pendapatan keluarga.

Dalam pengukuhan SIEJ Simpul Bengkulu, gubernur meminta para wartawan lingkungan hidup dapat mengawal dan menggali beberapa keanekaragaman hayati yang mulai menghilang.

"Dahulu banyak jenis kupu-kupu cantik dan burung, namun sekarang menghilang, itu juga tugas wartawan untuk mencari tahu," tegas Junaidi.

Sementara itu Direktur SIEJ, Igg Maahadi, mengatakan, wartawan saat ini tidak berada dalam ruang hampa yang bertugas hanya mengumpulkan, menulis dan melaporkan, namun harus juga ikut aktif dalam perbaikan kualitas lingkungan hidup. Jumlah anggota SIEJ di seluruh Indonesia, kata Maahadi, saat ini mencapai 400 orang lebih. Organisasi ini didirikan pada 22 April 2006.Puncak acara pengukuhan SIEJ Bengkulu dilakukan dengan tanaman puspa langka Bunga Bangkai di gedung daerah atau rumah dinas Gubernur Bengkulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com