Salah seorang petani asal Dusun Bendosari, Desa Sidorejo, Kecamatan Grinsing, Waryudi (45), menilai, kartu tani bisa mempermudah petani dalam transaksi beli pupuk. Para petani juga diuntungkan karena bisa mendapatkan subsidi jika membeli pupuk dengan menggunakan kartu tani.
“Kalau tidak pakai kartu tani tumbasnya (belinya) mahal. Kalau beli di agen tidak resmi lebih mahal, karena tidak pakai subsidi,” ujar Waryudi saat peluncuran kartu tani kepada Kompas.com, Rabu (4/3/2015).
Menurut dia, pihaknya diuntungkan karena bisa menghemat uang pupuk sebesar Rp 15.000 dari satu kuintal pupuk urea. Satu karung pupuk urea biasanya dihargai Rp 115.000. Namun dengan menggunakan kartu tani, petani bisa membelinya seharga Rp 100.000 saja.
“Tapi itu hanya untuk pupuk urea dan Phonska saja. Kalau pupuk Mutiara mahal tidak ada subsidi,” lanjut dia.
Hal yang sama disampaikan petani lain, Sukri. Dengan kartu tani, distribusi pupuk subsidi benar-benar tepat sasaran.
“Pupuk kan biasanya dimanfaatke bos-bos. Tapi pakai kartu ini kayanya bisa dapat subsidi, bisa tepat sasaran,” serunya.
Ia merasa senang dengan langkah pemerintah membantu meringankan harga pupuk.