Akibat aksi ini, jalan penghubung Kecamatan Sukodono ke Kecamatan Taman, Sidoarjo, pun tertutup. Pantauan di lokasi, warga menutup jalan dengan spanduk yang bertuliskan berbagai tuntutan keadilan atas kematian Moch Imron Zainuddin, warga setempat, yang tewas di tahanan polisi.
Bahkan, di atas spanduk itu, warga menuliskan nama-nama polisi anggota Polsek Sukodono yang diduga kuat sebagai pembunuh Imron. Sementara itu, di tengah jalan, masih terlihat sisa-sisa ban bekas yang dibakar semalam.
Warga juga membangun posko perjuangan di sekitar jalan yang diblokade tersebut. Arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke arah jalan utama Surabaya-Sidoarjo.
Tim kuasa hukum keluarga Imron, Muhammad Sholeh, tidak dapat memprediksi sampai kapan aksi kemarahan warga akan berlangsung. "Saya pikir itu wajar, tinggal bagaimana polisi merespons tuntutan warga agar dengan cepat memproses kasus itu dan menyeret tersangkanya agar warga bisa tenang," ujar Sholeh.
Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (1/11/2014) pagi, Imron ditemukan tewas di sel tahanan Polsek Sukodono. Imron dijebloskan ke penjara karena kasus penganiayaan terhadap polisi. Dia marah karena tidak ada yang bertanggung jawab atas insiden pelemparan batu yang mengenai kepala istrinya saat pertunjukan musik dangdut di lapangan desanya, Jumat (31/11/2014) malam.
Sabtu malam, warga Desa Kebonagung juga sempat memblokade jalan. Warga bahkan juga menyerang dua rumah anggota Polsek Sukodono yang berada di Perum Sukodono Permai, dan di sepanjang Jalan Desa Wulung-Sarirogo, Kecamatan Sukodono. Kaca teras di rumah kedua polisi itu pecah karena hantaman benda keras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.