Kabut asap menyelimuti wilayah Pulau Pinang, Kota Lahat, serta di sekitar Kecamatan Merapi Barat, Timur dan Selatan. Kabut akan tampak jelas pada pagi hari, dan mulai menipis saat menjelang sore hingga malam hari.
Dari informasi yang dihimpun Sriwijaya Pos (Sripoku.com), Minggu (12/10/2014), kabut asap tersebut diduga berasal dari aktivitas warga yang sengaja membakar lahan di sejumlah wilayah terutama di kawasan perkebunan yang jauh dari jalan lintas. Hal tersebut biasa dilakukan pada musim kemarau agar proses pembersihan semak belukar bisa lebih cepat dan mampu menghemat biaya yang dikeluarkan.
Akibat cukup pekatnya kabut asap tersebut, membuat jarak pandang menjadi berkurang. Sehingga pengendara yang melintas di jalan lintas sumatera (Jalinsum), harus berhati-hati. Pada saata pagi hari, jarak pandang bisa kurang dari 500 meter. Namun menjelang sore asap biasanya menghilang, dan jarak pandang kembali normal.
Kabut asap tersebut sangat membahayakan kesehatan bagi warga, terutama kaum anak-anak. Sebab sangat rentan terjangkit penyakit, seperti inseksi sluran pernapasan akunt (ISPA). Bahkan sudah ada beberapa orang anak yang mulai batuk-batuk, diduga sering menghirup udara yang sudah bercampur asap.
"Asapnya tebal, sudah satu minggu seperti ini terus. Banyak warga yang mengalami gangguan pernapasan, terutama anak-anak," ujar Dodinizar (38), warga Kecamatan Merapi Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.