Selain berorasi, ratusan petugas Panwas dengan seragam kerjanya berwarna hitam dan oranye itu juga membawa poster berisi menolak aksi kekerasan terhadap petugas Panwas.
Menurut Anggota Bawaslu Jatim, Sri Sugeng, Panwas adalah alat kelengkapan negara untuk mengawal proses demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu, lanjutnya, polisi sebagai pihak keamanan wajib menjamin keselamatan petugas panwas.
"Kami juga mendesak polisi agar memproses secara hukum, aksi oknum peserta pemilu yang melakukan kekerasan kepada anggota Panwas," ujarnya.
Sri Sugeng mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya, selama masa kampanye sejak 16 Maret lalu, sudah ada tiga laporan tentang tindak kekerasan yang menimpa anggota Panwas. Di wilayah Kabupaten Sumenep, tepatnya di Pulau Sapeken, seorang petugas lapangan dianiaya secara fisik oleh caleg petahana. Di Kabupaten Lamongan, kantor Panwas dirusak, sementara di Surabaya, salah satu rumah petugas panwas digedor-gedor oleh tim sukses caleg saat malam hari.
Sampai saat ini, aksi ratusan panwas masih berlangsung. Puluhan perwakilan panwas kemudian diberi kesempatan untuk bertemu dan menyampaikan aspirasinya langsung kepada Kapolda Jatim, Irjen Pol Unggung Cahyono di ruang pertemuan Mahameru, komplek Mapolda Jatim, Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.