Kotak itu mereka maksudkan untuk mengumpulkan sumbangan dari pengendara yang lewat.
"Sumbangan sudah datang, tapi banyak orang cuma bawa mi instan. Posko kami sudah terlalu banyak mi instan, sementara kami masih butuh banyak hal," ujar Riyanti, warga Paal IV, Senin (20/1/2014).
Dia berharap para penyumbang yang datang tidak hanya membawa mi instan. Pasalnya, peralatan dapur mereka ikut rusak diterjang banjir. "Mau masak di mana? Kompor dan peralatan dapur sudah tidak ada," keluh Riyanti.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, berbagai elemen masyarakat, baik secara perorangan maupun berkelompok, datang berbondong-bondong mengantarkan bantuan ke wilayah-wilayah yang terkena bencana.
Memang sebagian besar dari bantuan yang datang berupa paket mi instan. "Tapi kami juga bawa baju bekas yang masih layak pakai buat mereka. Air mineral kemasan juga kami bawa," ujar Jessica, seorang mahasiswi yang ikut membawa sumbangan bencana.
Dia bersama teman-teman mahasiswa lainnya secara bergotong royong mengumpulkan pakaian bekas layak pakai untuk disumbangkan. Lima hari sejak Manado diterjang banjir pada Rabu (15/1/2014) pekan lalu, kondisi kota terlihat masih sangat berantakan.
Kini, lumpur tebal dan sampah pun belum bisa terangkat. Selain kekurangan tenaga, warga korban banjir juga mengeluhkan belum jalannya distribusi air bersih untuk membersihkan rumah dan wilayah mereka.
Sementara itu, aliran listrik sudah mulai dinyalakan oleh PLN, walau di beberapa lokasi masih padam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.