Aksi simpati itu digelar di depan Balai Kota Malang, Kamis (5/11/2013), dengan cara melakukan konvoi menggunakan sepeda motor roda tiga. Mereka berkeliling jalan protokol di Kota Malang.
Unjuk rasa ini digelar dalam rangka merayakan hari Penyandang Disabilitas Internasional, 3 Desember lalu. "Aksi itu dilakukan, karena penyandang disabilitas belum dipenuhi hak-haknya. Masih mendapatkan stigma buruh, diskriminatif dan tindakan melanggar HAM," kata Koordinator aksi, Slamet Tohari, ditemui disela-sela aksi.
"Pemerintah harus memperbaiki aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, seperti tempat ibadah, trotoar, pasar, tempat pendidikan dan lainnya. Memperbarui sekolah inklusif," kata Slamet.
Selain itu, mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan sosial serta memperbaiki transportasi yang ramah. "Yang paling utama, menerapkan kouta satu persen akses pekerjaan untuk penyandang difabel. Harus ada anggaran khusus dari pemerintah," katanya.
Terakhir, kata Slamet, pemerintah harus memberikan sanksi atau hukuman pada instansi terkait baik negeri maupun swasta yang melakukan tindakan diskriminatif bagi penyandang disabilitas. "Banyak pihak perbankkan yang menolak kita menjadi nasabah. Hal itu sangat tidak adil. Hanya itu yang kami butuhkan. Karena kami juga punya hidup dan meningkat fasilitas yang dirasakan warga lainnya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.