Saat ditemui Kompas.com di pelabuhan tersebut, Kamis (5/9/2013), para penumpang mengaku, mereka kehabisan perbekalan dan uang karena mereka harus membeli makanan setiap hari di pelabuhan.
“Sudah seminggu ini kita beli makan sendiri. Sehari saya beli dua bungkus makanan, belum lagi rokok. Saya kira setelah sampai di sini kapal akan segera berangkat ternyata kapal malah tertahan,” kata Lutfi, salah satu calon penumpang asal Tasikmalaya, Jawa Barat.
Lutfi dan empat rekannya berencana berlayar ke Namrole, Kabupaten Buru Selatan, dengan menggunakan kapal feri Tanjung Kabat, namun lantaran cuaca buruk kapal yang hendak ditumpangi mereka itu juga dilarang berlayar.
"Tadinya kita sempat menginap di salah satu penginapan di dekat pelabuhan sini, tapi karena uang kita menipis kita terpaksa tidur di pelabuhan," tutur Lufti.
Lutfi dan rekan-rekannya mengaku tidak memiliki sanak saudara di Ambon sehingga mereka terpaksa pasrah dengan kondisi yang ada.
Calon penumpang lainnya, mengatakan, untuk makan saja saat ini dirinya harus berutang dari salah satu anggota keluarganya karena telah kehabisan uang. “Jujur saja saya sudah kehabisan uang. Uang yang ada di tangan saya saat ini hanya untuk membeli tiket, tadi malam saja waktu mau makan saya utang di kaka saya,” ujar Ibrahim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.