Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Kafe Akui Mahal dan Tak Ada Edukasi AC Label SKEM LTHE di Ambon

Kompas.com - 01/07/2024, 11:20 WIB
Priska Birahy,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Felix juga menambahkan alat keberadaan tanda tersebut tidak memberikan banyak pengaruh terhadap tagihan listrik setiap bulan. 

“Kami bayarnya sama besar juga setiap bulan. Kalaupun ada penghematan pasti kecil hanya 10 persen sebab tidak terlihat pemakaian yang banyak di alat apa dan berapa besarnya,” tuturnya. 

Sama halanya dengan Muhamad Ryan, pemilik kafe Garage Coffee Jalan Mr. CHR. Soplanit, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon. Dia bahkan tidak tahu sama sekali apa itu SKEM LTHE  beserta label pada salah satu alat elektornik yang dipakai.

Padahal usaha kafe miliknya tidak hanya menjual minuman, tapi juga jadi coffee roastery atau pemanggang kopi yang menyatu dengan area duduk pelanggan di indoor. 

Baca juga: Beredar Foto Syur Selebgram Ambon, Polisi: Kita Sedang Dalami

Kehadiran pengondisi udara bertugas ekstra. Selain menjaga suhu indoor sejuk dari terpaan suhu panas di luar Kota Ambon yang tinggi juga agar uap panas dari ruang pemanggang tidak mendominasi kedai. 

Begitu seterusnya pada tiga kafe lain yang dijumpai di pusat kota Ambon. Semisal di Gaek Coffee, Kopi Tradisi Joas dan The Gade Coffee and Gold. Hanya saja penggunaan pengondisi udara berlabel SKEM belum terasa menyentuh hingga ke pelaku usaha di Kota Ambon.  

Padahal, barang elektronik berlabel SKEM LTHE memberi penghematan energi yang signifikan. Itu sejalan dengan Hasil survei end  user nasional CLASP (community led action support) tahun 2019 mengungkap, tingkat kesadaran masyarakat terhadap label hemat energi baru di angka 6,5 persen.

Baca juga: NasDem Duetkan Eks Pj Wali Kota dan Ketua DPRD di Pilkada Kota Ambon

Bahkan, dalam wawancara ditemukan ada yang merasa kesulitan menggunakan pengondisi udara berlabel SKEM LTHE.  Alasanya, spare part yang susah ditemui di Kota Ambon. Belum lagi tidak adanya teknisi yang mumpuni menjelaskan mengenai cara kerja alat berlabel SKEM serta implikasi pada biaya yang dikeluarkan.

“Memamg hemat tapi di sini teknisinya susah. Katong juga seng (tidak,red) diberi edukasi kalau misalnya ada yang rusak atau butuh diperbaiki. Makanya sama saja. Cuman saat ini memang dominasi alat elektronik semua sudah ada label hijau (SKEM, red),” imbuh Felix. 

Dia menilai pengondisi udara dengan label LTHE tidak berpengaruh pada tarif bayar listrik setiap bulan. Pasalnya itu bukan satu-satunya alat pemanfaat energi yang dipakai. Masih ada ala-alat lain yang menyedot lebih banyak energi. Seperti mesin grinder, mesin kopi, lemari pendingin.

Namun setidaknya cara konsumen memperlakukan barang elektornik dapat memperpanjang life cycles atau umur suatu barang. 

“Penghematan itu tidak bisa satu cara saja. Selain alat, penghematan juga harus dari kebiasaan penggunaan cara merawat, begitupun mengatur suhu standar,”jelas Sub Koordinator Penerapan Teknologi Efisiensi Energi, Direktorat Konservasi Energi Kementerian ESDM, Anggraeni Ratri Nurwini kepada wartawan dalam workshop Efisiensi Energi di Kota Bogor, Senin (6/6/2024). 

Menurut Wini konsumen sering keliru mengartikan label hemat energi. Mereka beranggapan tetap bisa berhemat dengan alat berlabel SKEM LTHE meski digunakan nonstop. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Survei Kesehatan Indonesia, Kasus Stunting di Banyumas Naik 4,3 Persen

Survei Kesehatan Indonesia, Kasus Stunting di Banyumas Naik 4,3 Persen

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P di Pilkada Semarang

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P di Pilkada Semarang

Regional
Truk Alami Rem Blong Sebabkan Kecelakaan Karambol di Exit Tol Bawen, Tak Ada Korban Jiwa

Truk Alami Rem Blong Sebabkan Kecelakaan Karambol di Exit Tol Bawen, Tak Ada Korban Jiwa

Regional
Hendak Menyeberang, Bocah 2 Tahun Tewas Terlindas Truk Tronton

Hendak Menyeberang, Bocah 2 Tahun Tewas Terlindas Truk Tronton

Regional
Usai Minum Kopi Kedaluwarsa, 3 Perempuan di NTT Muntah-muntah dan Dilarikan ke RS

Usai Minum Kopi Kedaluwarsa, 3 Perempuan di NTT Muntah-muntah dan Dilarikan ke RS

Regional
Nama Kaesang Muncul di Bursa Pilkada Jateng, PDI-P Kota Semarang Angkat Bicara

Nama Kaesang Muncul di Bursa Pilkada Jateng, PDI-P Kota Semarang Angkat Bicara

Regional
Diselidiki, Kecelakaan Bus Masuk Jurang di Lampung Barat

Diselidiki, Kecelakaan Bus Masuk Jurang di Lampung Barat

Regional
Tak Khawatir Lawan Koalisi Besar di Pilkada Solo, FX Rudy: Kami Sudah Biasa Tercabik-cabik

Tak Khawatir Lawan Koalisi Besar di Pilkada Solo, FX Rudy: Kami Sudah Biasa Tercabik-cabik

Regional
Kepala Sekolah Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, DPRD Panggil Kepala Dinas Pendidikan Purworejo

Kepala Sekolah Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, DPRD Panggil Kepala Dinas Pendidikan Purworejo

Regional
Polisi Beberkan Cara Bedakan Oli Asli dan Palsu Merek AHM MPX 1

Polisi Beberkan Cara Bedakan Oli Asli dan Palsu Merek AHM MPX 1

Regional
Belum Umumkan Paslon untuk Pilkada, PDI-P Semarang Tunggu Rekomendasi DPP

Belum Umumkan Paslon untuk Pilkada, PDI-P Semarang Tunggu Rekomendasi DPP

Regional
PPDB Usai, Sederet SMP di Kota Bengkulu Masih Kekurangan Siswa

PPDB Usai, Sederet SMP di Kota Bengkulu Masih Kekurangan Siswa

Regional
Daya Tampung SMP Negeri Terbatas, Pemkot Semarang Bakal Tambah Sekolah Swasta Gratis di 2025

Daya Tampung SMP Negeri Terbatas, Pemkot Semarang Bakal Tambah Sekolah Swasta Gratis di 2025

Regional
Selewengkan Dana Rp 428 Juta, Mantan Kepala BPBD OKU Ditahan

Selewengkan Dana Rp 428 Juta, Mantan Kepala BPBD OKU Ditahan

Regional
Ketua Koperasi di Sumbar Tewas Dibakar, Pelaku Pasangan Suami Istri Ditangkap

Ketua Koperasi di Sumbar Tewas Dibakar, Pelaku Pasangan Suami Istri Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com