Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Potensi Mangrove di Tengah Desakan Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 27/06/2024, 19:32 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Potensi ekonomi karbon pada mangrove dapat menjadi keuntungan, termasuk Jawa Barat. Namun di sebagian tempat, keberadaan mangrove terancam.

Ketua Pusat Perubahan Iklim ITB, Djoko Santoso Abi Suroso mengatakan, pesisir Indonesia sepanjang 95.000 kilometer adalah rumah bagi ekosistem mangrove terbesar di dunia dengan luas sekitar 3,3 juta hektar atau 23 persen dari luas mangrove dunia.

"Kawasan ekosistem mangrove menjadi bagian dari blue carbon di mana terdapat banyak potensi penyerapan dan penyimpanan karbon dioksida (CO2) oleh ekosistem pesisir dan laut," ujar Djoko di sela-sela Workshop "Potensi Blue Carbon Indonesia dalam Perdagangan Karbon" di ITB, Kamis (27/6/2024).

Baca juga: Sempat Rusak, 26 Hektar Kawasan Mangrove Dikembangkan Jadi Ekowisata

Bahkan, mangrove dapat menyerap karbon dengan laju 2-4 kali lebih tinggi daripada hutan terestrial. Hutan mangrove di Indonesia menyimpan 3,14 miliar metrik ton karbon (PgC). Jumlah ini mencakup sepertiga stok karbon pesisir global.

Potensi ekonomi karbon pada mangrove dapat menjadi semacam win-win solution dalam upaya konservasi kawasan ekosistem tersebut.

Mengingat di sisi lain kawasan tersebut juga menyediakan jasa ekosistem lain berupa perlindungan pesisir (soft protection) terhadap potensi abrasi dan kenaikan muka air laut, keanekaragaman hayati, ekowisata di wilayah pesisir, dan potensi ekonomi bagi masyarakat pesisir.

Baca juga: Observatorium Bosscha ITB Buka Kunjungan Malam Setelah Vakum 4 Tahun

Selama ini upaya konservasi ekosistem pesisir selalu mengalami tantangan, kendala, bahkan konflik dengan program pengembangan perekonomian di pesisir.

Contohnya penebangan mangrove demi pembangunan tambak ikan sampai infrastruktur dan industri di beberapa daerah di Jawa Barat.

Untuk itu, sinergi pemanfaatan potensi ekonomi blue carbon diharapkan dapat menjadi titik balik dalam upaya konservasi tersebut.

Indonesia memiliki komitmen yang kuat dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan pengembangan pasar karbon yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.

Namun sampai saat ini masih belum terdapat peraturan teknis yang lebih rinci yang mengatur ekosistem pasar karbon yang komprehensif dan mengikat, khususnya untuk blue carbon.

Keberadaan aturan tersebut sangat mendesak, menimbang aturan ini diharapkan dapat menunjang konservasi mangrove secara efektif dan berkelanjutan dengan penyediaan insentif finansial yang selaras dengan peningkatan nilai ekonomi kawasan serta investasi.

Pemerintah Indonesia sendiri saat ini tengah serius mengatur tentang perdagangan karbon. Salah satunya melalui Peraturan Presiden No 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon.

Sebagai salah satu regulasi turunannya, Peraturan Menteri LHK No 7 Tahun 2023 tentang Tata Cara Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan telah mencakup tata kelola ekosistem mangrove.

Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Elham Sumarga, mengatakan dengan adanya manfaat blue carbon, akan menjadi solusi bagi konservasi mangrove di pesisir sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya dari laut.

"Selain dapat meningkatkan serapan karbon dan mencegah emisi seperti kerusakan mangrove, ini peluang menggembirakan terutama bagi para pelaku di lapangan. Konservasi dan perekonomian tidak harus selalu bertentangan," tutur dia.

Ia mengatakan penanaman kembali mangrove di pesisir tidak akan mengaruhi produksi ikan dan udang. Menjaga tutupan mangrove tidak akan menurunkan produksi ikan di pesisir.

Studi-studi terdahulu dari Pusat Perubahan Iklim (PPI) ITB telah mengonfirmasi tentang nilai strategis pengembangan mangrove untuk blue carbon di Indonesia seperti di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur; daerah Kepala Burung di Papua Barat; dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sampah MMT Pemilu Capai 14.000 Lembar, DLH Salatiga Minta Parpol Kampanye di Medsos Jelang Pilkada 2024

Sampah MMT Pemilu Capai 14.000 Lembar, DLH Salatiga Minta Parpol Kampanye di Medsos Jelang Pilkada 2024

Regional
Update Jadwal Kereta Baturraden Ekspres Purwokerto-Bandung Mulai 1 Juli 2024, Berangkat Pukul 22.00 WIB

Update Jadwal Kereta Baturraden Ekspres Purwokerto-Bandung Mulai 1 Juli 2024, Berangkat Pukul 22.00 WIB

Regional
Pilkada dan Keyakinan Perempuan Memimpin Daerah

Pilkada dan Keyakinan Perempuan Memimpin Daerah

Regional
Teka-teki Temuan Potongan Kaki di Pantai Marina Semarang

Teka-teki Temuan Potongan Kaki di Pantai Marina Semarang

Regional
Kebakaran Rumah Penjabat Kades di Sikka, Uang Tunai Rp 23 Juta Ludes

Kebakaran Rumah Penjabat Kades di Sikka, Uang Tunai Rp 23 Juta Ludes

Regional
6 Kabupaten di Papua Tengah Menggunakan Sistem Noken pada Pilkada 2024

6 Kabupaten di Papua Tengah Menggunakan Sistem Noken pada Pilkada 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Regional
Buntut Temuan Piagam Palsu, Disdikbud Jateng Bakal Evaluasi Panitia PPDB 2024

Buntut Temuan Piagam Palsu, Disdikbud Jateng Bakal Evaluasi Panitia PPDB 2024

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pebulu Tangkis China Henti Jantung Mendadak | Kasus Tewasnya Siswa SMP di Padang

[POPULER NUSANTARA] Pebulu Tangkis China Henti Jantung Mendadak | Kasus Tewasnya Siswa SMP di Padang

Regional
Ada 3,7 Juta Penduduk Miskin, Pj Nana : Kita Harus Kerja Lebih Keras

Ada 3,7 Juta Penduduk Miskin, Pj Nana : Kita Harus Kerja Lebih Keras

Regional
Inspektorat Jateng Selidiki Dugaan Piagam Palsu di PPDB Jateng, Fokus Mencari Fakta

Inspektorat Jateng Selidiki Dugaan Piagam Palsu di PPDB Jateng, Fokus Mencari Fakta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com