SEMARANG, KOMPAS.com - Ada yang menarik saat melintasi salah satu perumahan di daerah Kalipancur, tepatnya di Perumahan Griya Penataran Sari, Kelurahan Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Jika pada umumnya rumah rata-rata berwarna putih, satu rumah di sudut jalan itu tampak mentereng berwarna ungu.
Tidak hanya cat rumah, namun hampir semua ruangan dan perabotan di dalamnya juga berwarna ungu.
Mulai dari kendaraan bermotor, mobil, sandal, sepatu, keset, jam dinding, jajanan, lukisan, kompor, panci, televisi, rak buku, dan pernak-pernik hiasan lainnya juga berwarna ungu.
Baca juga: Kisah Perjuangan Rhafi Sukma, Anak Tukang Deres yang Berhasil Diterima di 6 Universitas Luar Negeri
Rumah ungu nan unik tersebut rupanya milik pelopor komunitas pecinta ungu atau yang dikenal dengan Purple Lovers Community (PLC) Semarang, Yuli Fitriani.
Mengenakan dress berwarna ungu, Pipit, sapaan akrabnya, mengatakan, ketertarikannya terhadap warna ungu sudah bermulai saat dia masih berusia belia.
Seiring berjalannya waktu, Pipit mendandani seluruh rumah dan perabotan serba ungu itu sejak 2011.
"Kita harus dapat barang-barang warna ungu, kalau misal tidak ada ya tidak jadi beli. Atau kita pasti tanya ke penjualnya, ada warna ungu tidak? Jadi sesuai sama kesukaan kita," ucap Pipit kepada Kompas.com, Senin (24/6/2024).
Baca juga: Mengenal Bripda Sherly, Polwan Banyumas yang Hafal Al Quran 30 Juz
Baca juga: Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan
Bagi Pipit, ungu menggambarkan warna yang elegan. Bahkan, konon zaman dahulu warna ungu hanya bisa dipakai oleh kaum bangsawan.
Tidak hanya itu, menurut Pipit, warna ungu juga memiliki keunikan tersendiri dibanding warna lain.
"Ratu Elizabeth juga selalu pakai warna ungu. Meskipun sampai sekarang masih ada orang yang termindset kalau ungu merupakan warna janda. Tapi biasanya orang yang bilang gitu, besoknya dia ikut suka warna ungu," ucap dia.
Tak seperti warga pada umumnya, Pipit juga menghias ruang tamu, dapur, kamar, hingga kamar mandi dengan beragam aksesoris serba ungu.
Bahkan, jika ada suatu kegiatan komunitas, Pipit juga kerap menyajikan sejumlah makanan berwarna ungu.
Baca juga: Mengintip Beautifikasi Stasiun Klaten, seperti Apa Konsepnya?
Dirinya menyebutkan, kini sudah banyak toko atau penjual yang menjualkan pernak-pernik berwarna ungu. Sehingga, tidak sulit bagi para pencinta warna ungu untuk mendapatkan barang-barang incarannya.
"Karena penyukanya juga semakin banyak, maka sekarang nyarinya juga gampang. Ada barang elektronik, pretelan-prentelan lain juga," ucap Pipit.
Sementara itu, Ketua PLC Semarang, Devi Kurniawari, mengatakan, kini komunitas pencinta ungu di Semarang memiliki 16 anggota se-Jawa Tengah. Termasuk anggota dari wilayah Blora, Purbalingga, Wonosobo, Purwokerto, Solo, dan masih banyak lainnya.
"Kalau yang di Semarang ada 7 orang, tapi member Semarang meliputi Jawa Tengah," ungkap Devi.
Baca juga: Mengintip Kerajinan Sarung Goyor Asal Magelang, Buruan Jelang Lebaran, Eksis sejak Era 50-an
Lebih jelas Devi mengatakan, anggota PLC Semarang memiliki profesi yang beragam. Mulai dari pekerja kantoran, guru, kader kesehatan, pebisnis, ataupun wiraswasta.
Biasanya, PLC Semarang mengadakan kegiatan kumpul bersama untuk sekadar bertukar informasi, hingga berkegiatan sosial.
"Sebagian besar anggota PLC Semarang suka warna ungu sejak kecil, bukan sebab FOMO atau ikut-ikutan," ucap dia.
Lebih jelas Devi mengatakan, setiap anggota PLC Semarang juga memiliki kecenderungan warna ungu masing-masing. Ada yang lebih suka ungu tua, ada pula yang menyukai ungu muda.
"Biasanya bisa terlihat ketika kita kumpul, dia lebih sering pakai baju warna ungu tua atau muda. Nah itu sudah bisa ditebak," ucap Devi.
Sementara itu, salah satu anggota lain, Bety Anugrah, mengaku, menyukai warna ungu sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Bahkan, Bety juga menghias pesta pernikahannya dengan warna serba ungu.
"Sampai sekarang. Kalau di meja kerja, propertinya, semuanya barangnya warna ungu," pungkas dia.
Baca juga: Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.