Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nero 20 Tahun Jadi Tagana, Tsunami Palu Jadi yang Tak Terlupakan

Kompas.com - 15/05/2024, 13:53 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

"Kadang saya juga bingung honor dari Tagana tidak cukup tapi saat kita ikhlas, rezeki akan datang dengan sendirinya. Yang penting hidup cukup untuk makan dan sekolah anak dan tak perlu mewah," ucap Nero.

Meski menjadi minoritas di tengah dominasi kaum laki-laki, Nero tidak pernah mendapatkan diskriminasi saat menjadi anggota Tagana. Bahkan ia banyak mendapatkan pelajaran hidup mulai dari rekan hingga korban bencana alam.

"Alhamdulillah selama saya berada di Tagana dari tahun 2006 enak-enak aja. Walaupun baru ketemu kita sudah seperti saudara, gak ada gap atau lainnya saling menghormati kalau di sini," tambahnya.

Bertugas di Lokasi Gempa dan Tsunami Palu Selama bertugas sebagai anggota Tagana, Nero sudah puluhan kali terjun langsung ke lokasi bencana membantu korban hingga melakukan asesmen data bencana.

Bahkan, Nero beberapa kali diganjar penghargaan di tingkat kota hingga nasional atas kiprahnya menjadi anggota Tagana.

Akan tetapi bagi dirinya, tugas yang tak pernah dilupakannya yakni ketika ke lokasi gempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu, Sulawesi Tengah pada 2018 bersama 10 rekannya di Jabar.

Menurutnya, bencana alam yang menerjang Kota Palu adalah yang paling parah yang ia temui selama bertugas. Ditambah dengan akses jalan yang sulit menuju lokasi.

"Tugas paling jauh ke Palu tahun 2018. Dari 11 orang anggota tim dari Jabar, saya perempuan satu-satunya yang ditugaskan ke sana," ujarnya.

Di Palu, dia bersama rekannya ditugaskan di bagian dapur umum untuk menyiapkan makanan dan logistik bagi para korban dan juga petugas.

"Sekitar satu bulan di sana, kita di dapur umum dalam sehari bisa memasak sampai 15.000 porsi. Kami juga berikan trauma healing ke para korban. Terus juga kami bagikan logistik titipan warga Jabar," kata Nero.

Nero mengaku selama berada di Palu dan lokasi bencana lainnya, tidak pernah mengalami musibah dan juga kesulitan. Walapun ketika bertugas hanya bisa tidur selama 1-2 jam saja, tetapi tidak berdampak kepada kesehatannya.

Bahkan hingga kini usianya memasuki 50 tahun, dia masih terjun ke lapangan.

"Ada rasa capek, tidur di tenda tapi badan tetap fit. Kalau anak sama keluarga suka khawatir tapi sekarang sudah biasa. Hanya titip selalu hati-hati," ucap Nero.

Dia bertekad akan terus menjadi anggota Tagana selama masih diberikan umur. Hal ini karena menurutnya, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sekitarnya.

"Sampai umur saya masih ada, meski di Tagana tidak ada batasan umur. Kalau orang itu masih aktif tidak masalah ingin seumur hidup untuk mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat," pungkas Nero.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Sagil si Bocah SD Tinggi 2 Meter di Jambi, Sering Sulit Naik Angkot dan Diejek Raksasa

Cerita Sagil si Bocah SD Tinggi 2 Meter di Jambi, Sering Sulit Naik Angkot dan Diejek Raksasa

Regional
Terima Manggala Karya Kencana, Bupati Jembrana Harap Komitmen Kerja Keras Jajaran Meningkat

Terima Manggala Karya Kencana, Bupati Jembrana Harap Komitmen Kerja Keras Jajaran Meningkat

Regional
Nenek di Palembang Dilaporkan 4 Anaknya ke Polisi, Digugat Masalah Tanah Warisan

Nenek di Palembang Dilaporkan 4 Anaknya ke Polisi, Digugat Masalah Tanah Warisan

Regional
Santriwati Korban Dugaan Penganiayaan Meninggal, Keluarga Setuju Jenazah Diotopsi

Santriwati Korban Dugaan Penganiayaan Meninggal, Keluarga Setuju Jenazah Diotopsi

Regional
Berhasil Turunkan Angka Stunting, Bupati HST Raih Penghargaan dari BKKBN

Berhasil Turunkan Angka Stunting, Bupati HST Raih Penghargaan dari BKKBN

Regional
Terima Dharma Karya Kencana, Pj Gubernur Jateng: Semoga Berdampak Positif untuk Penanganan Stunting

Terima Dharma Karya Kencana, Pj Gubernur Jateng: Semoga Berdampak Positif untuk Penanganan Stunting

Regional
Cari Ikan di Sungai, Pria di Wonosobo Ditemukan Meninggal Dunia di Kebun Belakang Pabrik

Cari Ikan di Sungai, Pria di Wonosobo Ditemukan Meninggal Dunia di Kebun Belakang Pabrik

Regional
Kecelakaan di Tol Sibanceh Aceh, 3 Orang Tewas

Kecelakaan di Tol Sibanceh Aceh, 3 Orang Tewas

Regional
Dugaan Penipuan oleh Anggota DPRD Kebumen Masuk Tahap Penyidikan, 4 Orang Diperiksa

Dugaan Penipuan oleh Anggota DPRD Kebumen Masuk Tahap Penyidikan, 4 Orang Diperiksa

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Nikson Nababan Maju Pilkada Sumut, Siap Melawan Bobby dan Edy Rahmayadi

Nikson Nababan Maju Pilkada Sumut, Siap Melawan Bobby dan Edy Rahmayadi

Regional
Usut Penyebar Foto Syur Selebgram Ambon yang Viral, Polisi: Ini Sudah dari Tangan ke Tangan

Usut Penyebar Foto Syur Selebgram Ambon yang Viral, Polisi: Ini Sudah dari Tangan ke Tangan

Regional
Mengaku Bisa Sembuhkan Penyakit, Dukun Cabul di Luwu Timur Setubuhi Anak di Bawah Umur

Mengaku Bisa Sembuhkan Penyakit, Dukun Cabul di Luwu Timur Setubuhi Anak di Bawah Umur

Regional
Pilkada NTB, Zulkieflimansyah Akan Cek Bacawagubnya Dilaporkan Istri Sah karena Menikah Lagi

Pilkada NTB, Zulkieflimansyah Akan Cek Bacawagubnya Dilaporkan Istri Sah karena Menikah Lagi

Regional
Ditemukan Pemalsuan Piagam di PPDB Kota Semarang, Polisi: Sudah Penyelidikan

Ditemukan Pemalsuan Piagam di PPDB Kota Semarang, Polisi: Sudah Penyelidikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com