Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nero 20 Tahun Jadi Tagana, Tsunami Palu Jadi yang Tak Terlupakan

Kompas.com - 15/05/2024, 13:53 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Neneng Romlah (50) sudah dua dekade mengabdikan dirinya sebagai relawan sosial Tanggap Siapa Bencana (Tagana) Kota Bandung.

Nero sapaan akrab Neneng Romlah sudah bertugas menjadi anggota Tagana Kota Bandung sejak tahun 2006. Saat ini status Nero sebagai Tagana Madya.

Kiprahnya selama 20 tahun sebagai relawan sosial membuatnya dipercaya menjabat sebagai Ketua Tagana Kota Bandung.

Baca juga: Kisah Eko, 20 Tahun Mengabdi untuk Tagana Lumajang, Pernah Tak Pulang 2 Bulan

"Bukan tujuan saya menjadi ketua tetapi didorong oleh rekan-rekan dan penilaian juga dari Dinas Sosial Kota Bandung saya didorong menjadi ketua," ujarnya saat ditemui di Mako Tagana Kota Bandung, Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari pada Selasa (7/5/2024).

Diketahui, Tagana adalah relawan sosial yang berasal dari perseorangan dan juga kelompok masyarakat yang bertugas untuk membantu penanggulangan bencana.

Meski begitu untuk menjadi anggota Tagana harus memenuhi persyaratan salah satunya pelatihan dasar perihal kebencanaan.

Baca juga: Cerita Endi Yudha Baskoro, 15 Tahun Jadi Relawan Tagana karena Hobi dan Panggilan Jiwa

Nero mengaku bergabung menjadi anggota Tagana karena panggilan jiwa dan rasa penasaran terhadap organisasi bentukan Kementerian Sosial itu.

Ditambah lagi, sebelum bergabung menjadi anggota Tagana, ia beberapa kali terlibat dalam kegiatan sosial membantu korban bencana alam.

"Saya orangnya aktif dari sejak sekolah ikut OSIS dan lainnya. Terus di lingkungan rumah saya juga ikut di Karang Taruna dan organisasi FKPPI. Ketika itu waktu pelatihan dari Basarnas ada informasi soal perekrutan Tagana, karena penasaran saya ikut," katanya.

Suka Duka Menjadi Anggota Tagana

Sejak awal memutuskan menjadi anggota Tagana, Nero sudah mengetahui risiko menjadi relawan sosial. Yakni tidak mendapatkan honor layak hingga jauh dengan keluarga saat bertugas di lokasi bencana.

Soal urusan keuangan, ia tidak mengkhawatirkannya lantaran masih bekerja di sebuah restoran makanan cepat saji saat awal bergabung.

Meski mendapatkan honor Rp 250.000 perbulan dan dibayarkan setiap enam bulan, ia tidak mempermasalahkan. Bahkan besaran honor ini tidak menyurutkan niatnya untuk terus menjadi anggota Tagana.

"Waktu itu punya gaji cukup untuk keluarga apalagi saya single parents, tapi di hati merasa ada yang kosong. Nah pas di sini (Tagana) punya kepuasan batin tersendiri saat membantu korban bencana," ucapnya.

Diakuinya honor sebagai anggota Tagana tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarga. Apalagi sebagai orangtua tunggal, dirinya harus bekerja keras menyekolahkan kedua anaknya.

Karena itu, untuk menambah penghasilan, ia memutar otak dengan membuka usaha konveksi. Meski usahanya tersebut saat ini tutup sejak badai Covid-19 melanda Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Sagil si Bocah SD Tinggi 2 Meter di Jambi, Sering Sulit Naik Angkot dan Diejek Raksasa

Cerita Sagil si Bocah SD Tinggi 2 Meter di Jambi, Sering Sulit Naik Angkot dan Diejek Raksasa

Regional
Terima Manggala Karya Kencana, Bupati Jembrana Harap Komitmen Kerja Keras Jajaran Meningkat

Terima Manggala Karya Kencana, Bupati Jembrana Harap Komitmen Kerja Keras Jajaran Meningkat

Regional
Nenek di Palembang Dilaporkan 4 Anaknya ke Polisi, Digugat Masalah Tanah Warisan

Nenek di Palembang Dilaporkan 4 Anaknya ke Polisi, Digugat Masalah Tanah Warisan

Regional
Santriwati Korban Dugaan Penganiayaan Meninggal, Keluarga Setuju Jenazah Diotopsi

Santriwati Korban Dugaan Penganiayaan Meninggal, Keluarga Setuju Jenazah Diotopsi

Regional
Berhasil Turunkan Angka Stunting, Bupati HST Raih Penghargaan dari BKKBN

Berhasil Turunkan Angka Stunting, Bupati HST Raih Penghargaan dari BKKBN

Regional
Terima Dharma Karya Kencana, Pj Gubernur Jateng: Semoga Berdampak Positif untuk Penanganan Stunting

Terima Dharma Karya Kencana, Pj Gubernur Jateng: Semoga Berdampak Positif untuk Penanganan Stunting

Regional
Cari Ikan di Sungai, Pria di Wonosobo Ditemukan Meninggal Dunia di Kebun Belakang Pabrik

Cari Ikan di Sungai, Pria di Wonosobo Ditemukan Meninggal Dunia di Kebun Belakang Pabrik

Regional
Kecelakaan di Tol Sibanceh Aceh, 3 Orang Tewas

Kecelakaan di Tol Sibanceh Aceh, 3 Orang Tewas

Regional
Dugaan Penipuan oleh Anggota DPRD Kebumen Masuk Tahap Penyidikan, 4 Orang Diperiksa

Dugaan Penipuan oleh Anggota DPRD Kebumen Masuk Tahap Penyidikan, 4 Orang Diperiksa

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Nikson Nababan Maju Pilkada Sumut, Siap Melawan Bobby dan Edy Rahmayadi

Nikson Nababan Maju Pilkada Sumut, Siap Melawan Bobby dan Edy Rahmayadi

Regional
Usut Penyebar Foto Syur Selebgram Ambon yang Viral, Polisi: Ini Sudah dari Tangan ke Tangan

Usut Penyebar Foto Syur Selebgram Ambon yang Viral, Polisi: Ini Sudah dari Tangan ke Tangan

Regional
Mengaku Bisa Sembuhkan Penyakit, Dukun Cabul di Luwu Timur Setubuhi Anak di Bawah Umur

Mengaku Bisa Sembuhkan Penyakit, Dukun Cabul di Luwu Timur Setubuhi Anak di Bawah Umur

Regional
Pilkada NTB, Zulkieflimansyah Akan Cek Bacawagubnya Dilaporkan Istri Sah karena Menikah Lagi

Pilkada NTB, Zulkieflimansyah Akan Cek Bacawagubnya Dilaporkan Istri Sah karena Menikah Lagi

Regional
Ditemukan Pemalsuan Piagam di PPDB Kota Semarang, Polisi: Sudah Penyelidikan

Ditemukan Pemalsuan Piagam di PPDB Kota Semarang, Polisi: Sudah Penyelidikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com