Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menantu Wanita Otaki Begal Mertua di Kendari, ND: Saya Dendam, Tidak Pernah Dianggap Keluarga

Kompas.com - 18/04/2024, 10:12 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

 

KOMPAS.com - Aksi pembunuhan berencana mertua dilakukan oleh wanita berinisial ND (24) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (7/42/2024).

ND membuat skenario pembegalan terhadap ibu mertuanya, Mirna (51) dengan menyewa eksekutor bayaran.

Pria berinisial CM (21) diminta untuk berpura-pura membegal mobil yang dia kendarai bersama mertuanya di Jalan Madusila, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kendari, Minggu sore.

Pelaku menusuk korban sebanyak 9 luka tusukan di tubuhnya kemudian mengambil barang berharga korban.

ND mengakui perbuatannya ini dengan motif sakit hati karena tak pernah dianggap oleh mertuanya tersebut.

"Saya dendam. Dari semenjak saya menikah sama suamiku sampai hari ini juga saya tidak pernah dianggap bagaimana sama keluarganya. Maka sempat ada rencana mau santet dia Pak. Supaya dia pulang gara-gara mamanya. Mungkin karena khilaf, waktu di rumah sakit mertuaku masih hidup," ungkap ND menjawab pertanyaan wartawan di Polresta Kendari, Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Kapolresta Kendari, Kombes Pol Aris Tri Yunarko mengatakan motif tersangka merencanakan pembunuhan kepada ibu mertuanya karena dendam dan sakit hati.

“Sakit hati karena ibu mertuanya ini sering mencampuri urusan rumah tangga dari tersangka (Novi),” terang Aris.

Lebih lanjut Aris menegaskan, tindakan begal yang sempat dilaporkan oleh menantu korban ke pihak kepolisian hanya alibi untuk mengelabui kasus ini.

“Bukan begal. Ini kasus pembunuhan berencana yang sengaja diatur oleh menantunya untuk mengelabui pihak kepolisian. Ini hanya modus,” ujarnya.

"Keterangan awalnya empat orang pelaku dari keterangan Novi itu tidak benar. Hanya ini saja pelakunya Novi dan CM,” tegasnya.

Kombes Aris menambahkan, eksekutor pembunuhan ini dijanjikan uang oleh tersangka ND hingga Rp 15 juta. Namun, baru dibayar Rp 10,3 juta.

Peran ND terungkap

Polisi berhasil mengungkap peran ND sebagai aktor pembunuhan setelah curiga dengan keterangan pelaku yang berubah-ubah saat proses pemeriksaan.

Baca juga: Kasus Kematian Mertua dengan Skenario Begal di Kendari, Diotaki Menantu Sendiri

"Karena keterangan ND (Novi) saat diperiksa berubah-ubah terus. Ketika diperiksa berubah, diperiksa lagi berubah, jadi jadi ini yang membuat curiga penyidik,” tukas Kapolresta Kendari.

Diberitakan sebelumnya, kejadian ini bermula saat korban bernama Mirna (51) bersama menantunya atau ND dibegal orang tak dikenal di Jalan Madusila, kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Minggu (7/4/2024) pukul 15.00 Wita.

Saat itu, pelaku yang merupakan menantu korban mengemudi mobil dan korban duduk di samping pelaku, mengarah ke Kelurahan Lapulu.

Saat keduanya tiba di di dekat Gedung DPRD Kota Kendari atau Jalan Madusila, Kelurahan Andonouhu, datang pelaku CM dengan menggunakan sepeda motor lalu memberhentikan mobil yang dikendarai ND.

Kemudian, pelaku CM menyampaikan kepada ND ban mobil yang dikendarainya kempes, dan ND turun mengecek ban mobilnya.

Lalu, pelaku CM menghampiri korban, menganiaya dengan mengunakan senjata tajam hingga korban mengalami 9 luka tusukan di tubuhnya.

Baca juga: Aniaya dan Ludahi Wanita, Pria di Kendari Terancam Penjara 2 Tahun, Videonya Viral

Setelah itu, pelaku CM dan rekannya yang lain hanya menampar ND dan mengambil sejumlah barang berharga milik korban seperti emas dan handphone.

Selanjutnya, ibu mertua pelaku dilarikan ke RSUD Kota Kendari, dan dinyatakan meninggal dunia.

Pelaku atau menantu korban ND ikut menangis histeris usai kejadian.

Kedua tersangka dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

Regional
Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Regional
Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Regional
Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Regional
Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Regional
Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Regional
Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com