Cahaya dila dapat memberikan penerangan kepada lingkungan sekitar. Sebab pada zaman dahulu kondisi lingkungan sekitar masih sangat gelap karena tidak ada lampu.
Saleha (55) juga menyalakan dila untuk mengikuti tradisi maleman di depan rumahnya.
Baca juga: Melihat Tradisi Berbagi Kue Serabi di Madura pada Malam 21 Ramadhan
Menurunnya, ada makhluk lain yang diciptakan Tuhan, yang tidak bisa dilihat dipegang dan dirasakan keberadaannya.
Sebagai bentuk penghormatan kepada makhluk tersebut, Dila Jojor dipasang di setiap sudut rumah untuk memberikan penerangan.
"Secara mitologi masyarakat percaya makhluk gaib bertempat tinggal di pojok tertentu yang gelap sehingga diperlukan penerangan," sebutnya.
Namun, yang lebih penting dari esensi tradisi maleman bahwa masyarakat berharap bisa mendapatkan keberkahan malam seribu bulan yaitu Lailatul Qadar.
“Lailatul Qadar itu kita percaya dapat banyak keberkahan panjang umur, rezeki yang halal dan melimpah. Dan juga bisa terkabulnya doa dari apapun yang kita minta kepada Allah SWT,” pungkas Saleha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.