"Itu belum rabuknya. Baru tanam itu sekitar Rp 500-Rp 600 (ribu), rabuk kan mahal habisnya hampir 3 kuintal tidak ketahuan, sekuintal itu sekitar 500 kali tiga kan udah Rp 1,5 juta," terangnya.
Baca juga: Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut
Meskipun begitu, Suwarno masih berharap pasca-banjir ini sebidang sawah miliknya bisa ditanam lagi.
"Kalau ada (bantuan) ya sembako, penting uang lah tidak buat belanja lah tidak ada yang dikerjakan, nanti harapannya ya cerah pengen nanam lagi apa-apa mahal, biji aja mahal," ungkapnya.
Sebagai petani kecil, ia tidak banyak memiliki simpanan dan mengandalkan barang-barang berharga untuk dijual dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kadang-kadang kalau punya emas ya dijual, untuk belanja lah gimana. Tidak bisa kerja," katanya lagi.
Baca juga: Derita Warga Demak, Banjir Surut, Lumpur Masih Menumpuk...
Sementara, untuk saat ini ia juga memiliki tanggungan lima anak dan satu istri untuk dicukupi.
Meskipun anak sudah menikah, bagi Suwarno selama masih hidup tetap ikut memikirkan anak-anaknya.
"Ya masih orang tua, gimana-gimana orang tua tidak tega," pungkasnya.
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, setidaknya 9.442 hektare sawah terendam banjir dampak jebolnya tanggul Sungai Wulan di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, pada Minggu (17/3/2024).
Sementara , banjir Demak dampak tanggul Sungai Wulan jebol pada Februari 2024, menyebabkan 3.427 hektare sawah terendam dan 1.970 puso atau gagal panen.
Baca juga: Beras Mahal, Petani di Demak Pungut Gabah Busuk untuk Konsumsi
Potensi kerugian petani dampak banjir Februari 2024 mencapai Rp 100 miliar lebih.
Camat Karanganyar mengatakan, sewaktu banjir harga gabah sedang mahal. Nilai gabah per hektare bisa mencapai Rp 50 juta.
Sedangkan untuk biaya tanam, rata-rata mencapai Rp 10 juta per hektare.
"Kalau puso itu 1.900 artinya kerugian potensinya Rp 100 miliar, hampir Rp 100 miliar. Tapi kalau dihitung tadi biaya (tanam) petani tadi sekitar Rp 20 miliar," kata Ungguh, Kamis (29/2/2024).
Baca juga: 120 Hektar Lahan Pertanian di Lumajang Terendam Banjir, Terancam Gagal Panen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.