DEMAK, KOMPAS.com - Sejumlah petani di Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, memanfaatkan gabah busuk untuk dijadikan beras konsumsi.
Mereka memunguti dari lahan sawah pribadi yang gagal panen akibat dampak banjir.
Gabah busuk tersebut nantinya diselep menjadi beras.
Seperti diketahui, Desa Cangkring Rembang satu di antara puluhan desa yang terdampak banjir di Kecamatan Karanganyar.
Baca juga: Banjir di Jalur Pantura Demak-Kudus Mulai Surut, Truk dan Bus Kucing-kucingan dengan Polisi
Petani setempat, Ahmadi (65) mengatakan, ia memiliki satu bidang sawah yang siap panen. Namun karena terendam banjir berhari-hari kini membusuk.
Kata dia, gabah tersebut hanya untuk konsumsi sendiri lantaran sudah tidak laku dijual.
"Sayang kalau tidak diambil kan makin lama makin busuk, untuk makan sendiri. Dijual tidak laku juga. Tetangga saya dijual juga tidak laku," ungkapnya saat ditemui di area sawah Desa Cangkring Rembang, Senin (26/2/2024).
Baca juga: Update Banjir Grobogan: Tiga Pelajar SD Tewas Tenggelam di Sawah yang Kebanjiran
Baca juga: Banjir Demak dan Ancaman Terganggunya Produksi Beras...
Ahmadi menyebutkan, satu bidang sawahnya apabila dijual pohon atau sistem tebas, laku hingga Rp 35 juta.
"Ini ruginya sekitar Rp 35 (juta) ada yang Rp 40 juta (sawah lain)," ujarnya.
Harga beras saat ini memang masih mahal. Oleh karena itu, dirinya terpaksa memanfaatkan gabah busuk meskipun nantinya gabah yang terendam banjir itu setelah diselep juga akan hancur.
"Beras mahal juga, ini nanti diselep hancur, bisa jadi empat atau tiga (bagian), utuh satu (butir) tidak bisa," paparnya.
Baca juga: Bantuan untuk Petani yang Gagal Panen Berlanjut, Disiapkan Rp 200 Miliar
Petani lain, Ahmad Sholeh (60) juga mengalami nasib serupa. Lahan sawah miliknya gagal panen setelah terendam banjir.
"(Gabah) membusuk, kira-kira ya hampir 10 hari terendam," katanya ditemui di persawahan Desan Cangkring Rembang.
Dia menjelaskan, dalam mengambil gabah, dipilih yang sudah tidak terendam dan tampak mengering.
Sholeh memperkirakan, setelah jadi beras masih bisa dikonsumsi sendiri.
"Ya bagaimana, mau diambil tidak bisa, insyaAllah untuk makan sendiri," katanya.
"Daripada beli, insyaAllah masih bisa (dimakan)," sambung dia.
Baca juga: Panen Raya Padi di Sleman Yogyakarta Mundur, Apa yang Terjadi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.