PURWOREJO, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo merencanakan pembelian gamelan senilai Rp 2,5 miliar.
Hal tersebut terlihat dalam Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (Sirup).
Dalam website resmi tersebut, Dindikbud menganggarkan 2 paket gamelan, masing-masing untuk SD dan SMP.
Untuk 1 paket pekerjaan pengadaan gamelan untuk SD dalam Sirup tercantum anggaran senilai Rp 1.584.415.000. Sedangkan untuk paket pengerjaan untuk SMP senilai Rp 1.000.000.000.
"Pengadaan Alat Kesenian Gamelan SD (DAU), pengadaan Alat Gamelan (Karawitan)," tercatat untuk nama paket dua pekerjaan tersebut dikutip pada Selasa (19/3/2024).
Pengadaan barang dan jasa melalui mekanisme e-purchasing dengan sistem katalog elektronik (E-katalog).
E-katalog adalah sistem informasi elektronik yang memuat informasi berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), produk dalam negeri, produk Standar Nasional Indonesia (SNI), produk industri hijau, negara asal, harga dan informasi lainnya dari berbagai penyedia barang/jasa.
"Sumber dana APBD tahun anggaran 2024," tulis di website Sirup.
Baca juga: Viral, Video Keranda Jenazah Terjang Banjir di Grobogan, Ini Penjelasannya...
Lantas, benarkah hal itu?
Kepala Bidang Pengelolaan dan Perizinan Pendidikan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Sigit Supriyanto menerangkan, anggaran senilai Rp 2,5 miliar tersebut digunakan untuk pembelian gamelan untuk 21 sekolah dengan rincian 14 SD dan 7 untuk SMP.
"Untuk SD 14 dan untuk SMP 7 semua dalam satu paket. Masing-masing sekolah akan mendapatkan satu set gamelan untuk kesenian karawitan," katanya, Selasa.
Sigit menyebutkan, masing-masing sekolah nantinya akan mendapatkan alat kesenian gamelan senilai Rp 138 juta.
Baca juga: Bagaimana Kondisi Pendidikan Indonesia Saat Ini?
Pengadaan akan dimulai sekitar April dan akan selesai sekitar Agustus 2024.
Sigit menambahkan, pengadaan alat kesenian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa terkait budaya lokal.
Serta untuk melestarikan kesenian karawitan yang saat ini sudah mulai tergerus zaman.
"Ya, untuk meningkatkan dan melestarikan budaya Mas, kita berupaya mengenalkan kesenian karawitan sejak mereka duduk di bangku sekolah," tutup Sigit.
Baca juga: Awal Mula Hiasan Emas Masjid Senilai Rp 3 Miliar Dicuri hingga Akhirnya Ditemukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.