Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Harga Telur di Jateng Capai Rp 29.000 Per Kilogram

Kompas.com - 07/03/2024, 16:30 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah menegaskan, mahalnya harga pakan ternak menjadi penyebab harga telur ayam di Kota Semarang, Jawa Tengah mencapai Rp 29.000 per kilogram.

Selain komoditas telur, Kepala Dishanpan Jateng Dyah Lukisari mengakui harga daging ayam di Jateng juga relatif tinggi di pasaran ketimbang harga yang dipatok pemerintah.

"Daging ayam saat ini sekitar Rp 35.000, lalu telur di data pantauan kami sekitar Rp 28.000, ini semua masih di atas harga pemerintah, cuma memang yang kerasa sekali itu telur. Telur ini ketersediannya masih defisit, kurang dari kebutuhan," ungkap Dyah melalui sambungan telepon, Kamis (7/3/2024).

Baca juga: Harga Beras Turun, Cabai di Demak Tembus Rp 100.000 per Kilogram

Dyah menjelaskan, kondisi stok telur yang defisit ini terjadi lantaran pakan ternak ayam yang berasal dari jagung belakangan ini naik sekitar 50 persen dari harga aslinya.

"Persoalannya yang jadi masalah harga jagung komponen pakan ayam naik lebih dari 50 persen. Jagung saat ini harganya tinggi banget. Harusnya Rp 5.000 di pemerintah tapi dijual rata-rata Rp 7.500," jelasnya.

Alhasil peternak tak punya pilihan untuk tidak menaikan harga telur di pasaran.

Pasalnya mereka juga harus menanggung kenaikan harga pakan ternaknya itu.

"Ini yang kemudian memang sangat dirasakan oleh para peternak, harga telurnya kemudian menjadi tinggi juga karena biaya produksi tinggi," lanjut Dyah.

Baca juga: Pengemudi Ojol Kembali Demo, Grab dan Maxim Diminta Angkat Kaki dari Jateng bila Tak Naikkan Tarif

Baca juga: Beras Mahal, Petani di Demak Pungut Gabah Busuk untuk Konsumsi

Intervensi harga dengan gerakan pangan murah

Ilustrasi Telur Ayam Negerisajiansedap.grid.id Ilustrasi Telur Ayam Negeri

 

 

Di samping itu, pihaknya juga memprediksi sejumlah peternak memilih mengurangi populasi ternaknya untuk memangkas kebutuhan pangan yang sedang naik itu.

Apalagi Dyah menilai mayoritas peternak ayam di Jateng merupakan peternak kategori kecil hingga sedang. Sehingga persoalan mahalnya pakan ternak bukan hal sepele bagi mereka.

"Mungkin bisa jadi karena biaya produksi pakan ternak tinggi, mereka mengurangi populasinya, karena sebagian besar karena sebagian peternak ayam kita menengah, ini yang menjadikan produksi telur juga berkurang," tuturnya.

Lebih lanjut, pihaknya akan melakukan intervensi harga dengan gerakan pangan murah dan program subsidi harga.

"Jadi, itu dua tools kebijakan yang bisa digunakan untuk membantu masyarakat mengakses pangan dengan harga yang lebih terjangkau," tandasnya.

Baca juga: Cerita Muryati, Bertahan Berjualan Beras sejak 1980, Sempat Bangkrut dan Kiosnya Terbakar 2 Kali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com