Namun kabar tersebut ditepis oleh Sukesi.
"Tapi pas pemungutan suara itu saya memang sempat marah di TPS 04. Karena banyak surat suara yang rusak, terutama surat suara DPRD Provinsi. Padahal surat suara DPD yang calonnya tidak terlalu dikenal saja banyak yang nyoblos. Kok surat suara DPRD Provinsi tidak banyak yang nyoblos, kan eman-eman (sia-sia) negara menghabiskan triliunan untuk menggelar Pemilu," jelasnya.
"Saya berpikir apakah PPS tidak melakukan sosialisasi (agar surat suara tidak rusak) atau bagaimana. Kan eman-eman, setidaknya mereka bisa memilih dewan-dewan yang sudah membantu desa," imbuhnya.
Baca juga: Gara-gara 1 Orang, 1 TPS di Purworejo Gelar Pemungutan Suara Ulang
Saat ditemui secara terpisah, Ketua RT 02 Desa Wasiat, Wijo Narko (53) mengaku mengundurkan diri karena sudah tidak mampu menjalankan intruksi atasan (kepala Desa).
Terutama perihal penggunaan tekhnologi digital seperti ponsel.
"Ya kadang-kadang saya terlambat menyerap informasi. Alat yang digunakan kan HP, tapi saya sendiri tidak punya HP harus pinjam anak. Jadi kadang ada suatu undangan saya suka terlambat (mendapatkan info). Terus kadang intruksi dari atasan, saya kurang tepat menjalankannya sehingga hasil kurang maksimal," jelas dia.
Wijo mengaku punya keinginan berhenti dari jabatan Ketua RT sudah sejak lama. Tak hanya dia, bahkan ketua RT lain juga punya keinginan yang sama sejak satu tahun lalu.
Namun, mereka saling mengingatkan untuk bertahan hingga masa periode selesai.
"Kami sudah mencoba bertahan, tapi kemarin pumpung (kebetulan) banyak temannya, jadi kami langsung bikin (surat pengunduran diri). Karena kalau mau (mengundurkan diri) sendirian kan malu," kata dia.
Baca juga: Tak Kuat Nanjak, Truk Pengangkut Batu Bara di Purworejo Masuk ke Jurang
Wijo sendiri sudah menjadi ketua RT sejak 2019. Sebelumnya ia pernah menjadi ketua RW dan beralih menempati kursi Ketua RT 02 karena dorongan dari masyarakat.
"Sebelumnya saya jadi RW, terus ada kekosongan RT, sebenarnya saya tidak minat dan kurang yakin (mampu mengemban amanah), tapi karena permintaan masyarakat, ya sudah," ucapnya.
Mnurut Wijo, umur ketua RT dan RW di Desa Wasiat paling muda berusia 40-an dan yang tertua hampir mendekati 65 tahun.
Saat ditanya terkait adanya isu politik terkait kemunduran dia dan rekan-rekannya, Wijo mengaku tidak mengetahui.
Ia juga menampik alasanya mundur karena gaya kepemimpinan kepala desa.
"Kalau Bu Kades galak itu sudab biasa bukan hal aneh. Kami bisa menghadapi itu. Cuma, saya sendiri yang merasa kurang cekat-ceket (sat-set) dan kurang cepat dalam bekerja, jadi mengundurkan diri," beber dia.
Jika pengunduran dirinya diterima, Wijo mengaku akan kembali beraktivitas sebagai buruh tani.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul 10 Ketua RT dan 4 Ketua RW di Desa Wasiat Purworejo Mendadak Kompak Mengundurkan Diri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.