Salin Artikel

10 Ketua RT dan 4 Ketua RW di Desa Wasiat di Purworejo Kompak Mengundurkan Diri dari Jabatan

Mereka pun serentak memberikan surat pengunduran diri kepada Kepala Desa terkait pada Senin (19/2/2024).

Kepala Desa Wasiat, Sulit Sukesi, membenarkan kabar tersebut. Ia menyebut ada sepuluh ketua RT dan 4 ketua RW menyerahkan surat pengunduran diri.

Dalam surat tersebut, alasan mereka mundur adalah karena merasa tak mampu mengemban amanah dan tugas serta tanggungjawab sebagai ketua RT atau ketua RW.

"Kemarin (19/2/2024) saya sangat kaget tiba-tiba mendapat surat pengunduran diri dari para Ketua RT dan RW, setelah pulang dari layat," ungkap Sukesi, Selasa (20/2/2024).

Setelah menerima surat, Sukesi mangaku langsung mengumpulkan seluruh ketua RT dan RW untuk menanyakan alasan sebenarnya.

Namun para ketua RT dan RW bersikukuh alasan mereka mundur sesuai dengan dalam surat.

"Ya saya terima surat mereka dengan lapang dada tapi belum saya tandatangani. Nanti akan saya kembalikan kepada masyarakat, apakah akan dilakukan pemilihan Ketua RT dan RW," katanya.

Namun ia menduga pengunduran para ketua RT dan RW ada sangkut pautnya dengan sifat kepemimpinannya.

Sukesi mengaku memiliki sifat yang tegas dan ceplas-ceplos, sehingga terkesan galak saat dalam forum.

"Saya orangnya memang keras, kalau ngomong ceplas-ceplos dan saya di forum manapun sering bilang 'kalau tidak bisa kerja, leren (berhenti)'. Mungkin itu yang membuat kesabaran mereka mentok sehingga memutuskan mengundurkan diri," ucapnya.

Sukesi menuturkan, kata-kata pedas itu terpaksa ia luncurkan karena ingin memacu semangat para ketua RT dan RW dalam bekerja.

Ia menyebut masalah umur para ketua RT dan RW yang didominasi berusia tua, disebut menjadi satu pemicu niat Sukesi tidak tersampaikan, sehingga dinilai tidak sopan.

"Ketua RT dan RW kan kepanjangan tangan saya (Kades) di tengah masyarakat. Jadi saya inginnya mereka kerja sat-set karena banyak program yang ingin dikerjakan. Tapi karena umur jadi tidak bisa mengikuti. Sehingga dengan ini, saya malah ingin punya Ketua RT dan RW yang muda-muda," paparnya.

Keputusan para ketua RT dan RW mundur dilakukan beberapa hari setelah pemungutan suara Pemilu 2024. Sehingga santer mundurnya mereka karena rendahnya perolehan suara salah satu caleg.

Namun kabar tersebut ditepis oleh Sukesi.

"Tapi pas pemungutan suara itu saya memang sempat marah di TPS 04. Karena banyak surat suara yang rusak, terutama surat suara DPRD Provinsi. Padahal surat suara DPD yang calonnya tidak terlalu dikenal saja banyak yang nyoblos. Kok surat suara DPRD Provinsi tidak banyak yang nyoblos, kan eman-eman (sia-sia) negara menghabiskan triliunan untuk menggelar Pemilu," jelasnya.

"Saya berpikir apakah PPS tidak melakukan sosialisasi (agar surat suara tidak rusak) atau bagaimana. Kan eman-eman, setidaknya mereka bisa memilih dewan-dewan yang sudah membantu desa," imbuhnya.

Saat ditemui secara terpisah, Ketua RT 02 Desa Wasiat, Wijo Narko (53) mengaku mengundurkan diri karena sudah tidak mampu menjalankan intruksi atasan (kepala Desa).

Terutama perihal penggunaan tekhnologi digital seperti ponsel.

"Ya kadang-kadang saya terlambat menyerap informasi. Alat yang digunakan kan HP, tapi saya sendiri tidak punya HP harus pinjam anak. Jadi kadang ada suatu undangan saya suka terlambat (mendapatkan info). Terus kadang intruksi dari atasan, saya kurang tepat menjalankannya sehingga hasil kurang maksimal," jelas dia.

Wijo mengaku punya keinginan berhenti dari jabatan Ketua RT sudah sejak lama. Tak hanya dia, bahkan ketua RT lain juga punya keinginan yang sama sejak satu tahun lalu.

Namun, mereka saling mengingatkan untuk bertahan hingga masa periode selesai.

"Kami sudah mencoba bertahan, tapi kemarin pumpung (kebetulan) banyak temannya, jadi kami langsung bikin (surat pengunduran diri). Karena kalau mau (mengundurkan diri) sendirian kan malu," kata dia.

Wijo sendiri sudah menjadi ketua RT sejak 2019. Sebelumnya ia pernah menjadi ketua RW dan beralih menempati kursi Ketua RT 02 karena dorongan dari masyarakat.

"Sebelumnya saya jadi RW, terus ada kekosongan RT, sebenarnya saya tidak minat dan kurang yakin (mampu mengemban amanah), tapi karena permintaan masyarakat, ya sudah," ucapnya.

Mnurut Wijo, umur ketua RT dan RW di Desa Wasiat paling muda berusia 40-an dan yang tertua hampir mendekati 65 tahun.

Saat ditanya terkait adanya isu politik terkait kemunduran dia dan rekan-rekannya, Wijo mengaku tidak mengetahui.

Ia juga menampik alasanya mundur karena gaya kepemimpinan kepala desa.

"Kalau Bu Kades galak itu sudab biasa bukan hal aneh. Kami bisa menghadapi itu. Cuma, saya sendiri yang merasa kurang cekat-ceket (sat-set) dan kurang cepat dalam bekerja, jadi mengundurkan diri," beber dia.

Jika pengunduran dirinya diterima, Wijo mengaku akan kembali beraktivitas sebagai buruh tani.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul 10 Ketua RT dan 4 Ketua RW di Desa Wasiat Purworejo Mendadak Kompak Mengundurkan Diri

https://regional.kompas.com/read/2024/02/21/130500078/10-ketua-rt-dan-4-ketua-rw-di-desa-wasiat-di-purworejo-kompak-mengundurkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke